This blog is designed to be a medium for extension development staffs, students, and related community. Academicians, researchers, extension workers, students, professionals, and NGO-activitsts are encouraged to communicate and share information, experience, and ideas in the context of learning, human development, managing planned change, and situation improvement in various human activity systems. Make a better and sustain life for all!

Saturday, May 17, 2008

HARKITNAS 2008

Perjuangan Bangsa Belum Berhenti,
Seratus tahun sudah Semangat Kebangkitan Nasional yang digemakan melalui Perkumpulan Budi Utomo. Di tahun 2008 ini, banyak agenda kegiatan yang diselenggarakan atas nama Kebangkitan Bangsa. Ada agenda yang skalanya lokal, sampai nasional. Bila dicermati, sebenarnya tidak harus sampai menunggu peringatan tersebut, jika kita ingin maju. Kapan pun bisa, asalkan ada kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk maju dan memajukan segenap elemen bangsa ini. Prinsipnya setiap elemen bangsa, mulai dari level individu hingga masyarakat luas memiliki komitmen, kejujuran, kerja sama, kemitraan, kesatupaduan gerak, kepercayaan, kesantunan, dan kecerdasan (smart) untuk membangun peradaban bangsa yang lebih maju.

Berkaca pada sifat-sifat yang unggul pada nabi, seperti benar (shiddiq), bisa dipercaya (amanah), menyampaikan pesan (tabligh), dan cerdik (fathonah), ternyata karakteristik itulah yang menjadi kunci sukses seseorang/individu. Pun, sudah semestinya kita mampu mencapai sifat-sifat tersebut. Terlebih lagi, apabila keempat sifat tersebut dimiliki oleh pemimpin baik pemimpin dalam keluarga, pemimpin di dunia kerja, mau pun pemimpin anak bangsa, akan lebih mudah untuk membangun bangsa ini. Pemimpin merupakan teladan bagi pengikutnya, pun setiap individu merupakan pemimpin bagi dirinya. Pemimpin yang berjiwa unggul seperti di atas yang kiranya dapat betul-betul membantu menghantar pada perubahan yang lebih baik. Tentu legitimasi oleh pengikut (yang mampu mengendalikan diri), dan berpartisipasi dalam seluruh proses untuk mewujudkan tujuan mutlak diperlukan.

Tak bisa dipungkiri, manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, memiliki kemampuan yang handal dalam mengembangkan daya pikir, daya kreativitas, daya inovatif, daya imajinatif, dan berbagai jenis daya lainnya. Pertanyaannya, sejauh mana daya-daya itu telah dioptimalkan oleh kita sebagai bangsa yang kaya sumber daya alam, sehingga mampu membangun bangsa ini menjadi lebih maju, baik secara fisik mau pun non fisik. Sebagai gambaran, bisa disebutkan, tanpa para penemu beragam teknologi dengan daya pikir-daya juangnya, tak mungkinlah kita dapat menikmati dunia yang sangat nyaman ini, ada listrik, air bersih, telepon, pesawat udara, internet, dan banyak lagi. Antar orang, bisa bertukar data dan informasi via dunia maya, kita bisa melihat jendela dunia hanya dengan beberapa kali klik tombol key board.

Bagaimana dengan kondisi bangsa Indonesia, saat ini. Sudah betul-betul bangkitkah? Jawabnya akan sangat bervariasi, dan semoga momen 100 tahun kebangkitan bangsa, bukan semata menjadi sekedar tonggak sejarah yang tanpa makna, namun betul-betul menjadi pelumas, bagi gejala kondisi sosial masyarakat yang masih belajar demokrasi, menggejalanya budaya "instan", individualistik, dan rentan konflik.

Dengan semangat transformasi perilaku, mari kita lebih berfokus untuk menggarap perubahan perilaku - dimulai dari diri sendiri. Setidaknya, ketika menghirup udara esok pagi ketika matahari yang tak kenal lelah memancarkan sinarnya, maka kita pun harus bergegas belajar, berdisiplin, berkarya, berinovasi, dan berkreasi melalui perubahan dalam berpkir, bersikap dan bertindak - untuk kebaikan di masa kini dan masa depan.

Selamat berkarya,

Siti Amanah

0 comments: