This blog is designed to be a medium for extension development staffs, students, and related community. Academicians, researchers, extension workers, students, professionals, and NGO-activitsts are encouraged to communicate and share information, experience, and ideas in the context of learning, human development, managing planned change, and situation improvement in various human activity systems. Make a better and sustain life for all!

Saturday, December 12, 2009

Pendidikan Pascasarjana

PENDIDIKAN PASCASARJANA : KARAKTERISTIK, HAKEKAT, DAN PERANANNYA DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Oleh:
Sitanala Arsyad
Guru Besar Emeritus Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Faperta IPB

Pendahuluan
Tulisan ini saya sajikan atas keperhatinan saya terhadap perkembangan pendidikan pascasarjana IPB pada akhir-akhir ini. Mengingat pascasarjana hakekatnya adalah epicenter penemuan, inovasi dan aplikasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang mengantarkan pada kemajuan yang mempengaruhi kehidupan suatu bangsa dan negara, (esensi) pendidikan pascasarjana itu dan sekaligus juga selalu melihat perkembangan yang terjadi dalam pengelolaannya di luar. Tulisan ini mencoba menelaah hakekat pendidikan pascasarjana dan perubahan-perubahan yang terjadi di luar negeri terutama Amerika Serikat, untuk menjadi bahan pemikiran kita dalam mengelola pendidikan pascasarjana IPB.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua yang berkepentingan dengan pendidikan pascasarjana di IPB.

Sifat Pendidikan Pascasarjana
Pendidikan Pascasarjana (graduate education) memiliki tiga karakteristik utama yaitu (1) pendidikan pascasarjana adalah pendidikan lanjut (advanced), (2) terfokus (focused) atau broad-based, dan (3) bersifat kecendekiaan atau kesujanaan (scholarly).
Sifat “lanjut” mengandung arti bahwa pendidikan pascasarjana dibangun di atas landasaan pendidikan sarjana. Sifat lanjut bagi mahasiswa adalah dalam tingkat pendidikan yang dicapainya, dan penguasaan subyek (subject matter) yang ditekuninya lebih luas dan mendalam. Sifat lanjut pendidikan pascasarjana tampak pada susunan kurikulum dan jenjang pendidikan yang dicapai. Selain dari pada itu, sifat lanjut tampak pada persyaratan yang dikenakan kepada mahasiswa dan dosen. Mahasiswa dituntut untuk memiliki prestasi unggul pada jenjang pendidikan sebelumnya, agar mereka dapat memenuhi persyaratan penerimaan dan mampu menyelesaikan studinya dengan baik. Keunggulan prestasi mahasiswa tersebut dapat diperlihatkan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang mereka peroleh pada jenjang sebelumnya atau karya akademik lainnya. Dosen pascasarjana harus memiliki pendidikan dan gelar lanjut (advanced degree), pakar dalam suatu bidang ilmu pengetahuan atau profesi tertentu, dan aktif dalam kegiatan kepakaran, kegiatan ilmiah atau sebagai kontributor penelaah (peer review contributor) dalam bidangnya (LaPidus, 1989). Sejauh mungkin dosen seyogyanya memiliki program penelitian jangka pendek dan jangka panjang yang konsisten dan berlanjut, serta melaksanakannya secara mantap dan bertahap, dengan mengikutsertakan mahasiswa sesuai dengan tingkat kesulitan masalah yang diteliti.
Pendidikan pascasarjana dapat berorientasi akademik atau pengalaman profesi. Sifat “terfokus” merupakan karakteristik dari pendidikan akademik yang berbasis penelitian, sedangkan sifat broad-based merupakan karakteristik pendidikan berbasis pengalaman profesi dan praktek profesional. Pendidikan pascasarjana berorientasi akademik (yang dipilih oleh mahasiswa yang ingin berkarir sebagai ilmuan, peneliti, atau dosen) ditata secara khas terfokus pada suatu kumpulan pengetahuan yang berdiri sendiri (a discrete body of knowledge) yang diajarkan oleh dosen yang diakui sebagai pakar dalam berbagai faset dari suatu bidang atau cabang ilmu terkait, dilengkapi dengan pendidikan penelitian dasar. Mahasiswa mengembangkan keahlian khusus setelah menunjukkan pemahaman yang menyeluruh tentang bidang tersebut (LaPidus, 1989). Pendidikan pascasarjana yang berorientasi profesi (yang dipilih oleh mahasiswa yang ingin berkarir dalam profesi tertentu, seperti agribisnis, industri, rekayasa), berciri “broad-based” yang programnya ditata sesuai dengan tuntutan dan harapan bidang profesi terkait. Pendidikan pascasarjana berorientasi profesi dilengkapai dengan penelitian terapan yang terarah pada tututan profesi tersebut. Pengelolaan pendidikan profesi diselenggarakan secara antar dan multi disiplin. Dalam praktek pelaksanaannya kedua bentuk pendidikan ini tidak bersifat dikotomis dan kaku, melainkan berbaur satu dengan lainnya.
Sifat “kecendekiaan atau kesujanaan (scholarly)” berkenan dengan proses pemerolehan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang selalu dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan proses berpikir ilmiah. Sifat kecendekiaan memiliki arti bahwa pendidikan pascasarjana didasarkan atas landasaan ilmu pengetahuan yang berkembang, yang dicapai dan disepakati oleh mereka yang bergerak dalam bidang tersebut, serta terbuka untuk diuji dan divalidasi melalui prosedur yang secara umum disepakati. Pendidikan pascasarjana tidak hanya berkenaan dengan penyebaran ilmu pengetahuan, melainkan yang penting adalah dengan keterlibatan nyata mahasiswa dalam proses bagaimana ilmu pengetahuan itu ditemukan. Proses penemuan, melalui penelitian, adalah ciri utama (hallmark) pendidikan pascasarajana (LaPidus, 1989).
Selain dari ketiga karakteristik utama tersebut unsur “kontekstual” pendidikan pascasarjana sangat penting untuk dipahami, yaitu bahwa pada pendidikan pascasarjana, mahasiswa didorong untuk memperdalam pengetahuan, memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan, serta mengembangkan kematangan intelektual. Dosen dan mahasiswa bersama-sama merupakan masyarakat ilmiah. Di dalam masyarakat ini interaksi yang kerap terjadi antara dosen dan mahasiswa, dan antara sesama mahasiswa, baik secara terstruktur maupun dalam suasana informal, merupakan wahana bagi peningkatan suasana ilmiah dan penemuan baru, maupun sebagai proses induksi ke dalam sistem sosial masyarakat profesi. Pengalaman belajar kumulatif yang diperoleh dalam pendidikan pascasarjana seharusnya melatih mahasiswa untuk berpikir secara jernih dan kritis; menjelajah (explore), bertanya, menganalisis dan mensintesis subyek studi yang mereka tekuni; menemukan, menyusun konsep, dan menciptakan kontribusi baru; menantang, mempertahankan dan mendebat serta menjelaskan, mengklarifikasi, dan menyebarkan temuan baik melalui komunikasi lisan maupun tertulis; memahami dan mengikuti etika dalam bidangnya (Gullahorn et. al., 1998). Pendidikan pascasarjana harus menciptakan iklim kolegial, intelektual (kesujanaan) dan keterbukaan di mana interaksi antara orang-orang yang berbeda pandangan merupakan unsur penting dalam proses pembelajaran. Pendidikan pascasarjana harus menghilangkan iklim menerima begitu saja pandangan atau pendapat mereka yang dianggap pakar. Mahasiswa harus menangani bidang kajian dalam disiplin ilmunya sebagai suatu wilayah yang ditandai dengan titik pandang yang berbeda dan bahkan dapat belawanan. Mahasiswa harus belajar untuk mengajukan pertanyaan mengenai apa yang mereka baca, dengar dan tulis dengan cara yang tajam (rigorous) dan tidak berat sebelah, memelihara standar pembuktian yang tinggi, dan bersedia serta berhasrat besar untuk menguji pendapatnya di dalam forum sejawat dan teman sekelas pada umumnya (CGS, 1996). Dengan cara ini mahasiswa mengasah keterampilannya, belajar terlibat dan berkontribusi dalam diskusi yang berlangsung terus menerus yang menetapkan konsesnsus mutakhir dalam suatu bidang. Dengan berkumpulnya individu-individu yang beragam untuk terlibat dalam kegiatan intelektual, pendidikan pascasarjana menumbuhkan rasa hormat terhadap kecendiakaan (kesujanaan/scholarly), terlepas dari (sumbernya, dan membangun komunitas yang anggota-anggotanya dinilai berdasarkan buah pikirannya.
Apakah Peranan Pendidikan Pascasarjana
Committee on Science, Engineering, and Public Policy (COSEPUP) (1995) menyatakan bahwa sistem pendidikan pascasarjana (graduate education) Amerika yang mendidik scientists (ilmuan) dan engineers (insinyur) yang ditata dalam pengalaman penelitian yang intensif dan realistis, telah menjadi model bagi dunia mengenai upaya secara simultan melakukan penelitian dasar bersama dengan mendidik ilmuan (scientist) dan insinyur (engineer) menjadi Doktor. Di dalam laporan COSEPUP (1995) bidang sains yang ditelaah meliputi ilmu-ilmu hayati (pertanian, kedokteran, biologi), fisik (fisika dan kimia), ilmu-ilmu sosial, dan matematika. Bidang engineering meliputi semua bidang keinsinyuran (rekayasa). Ilmuan dan insinyur dengan gelar Ph.D dan gelar lanjut lainnya memainkan peranan sentral yang terus berkembang dalam kehidupan bangsa Amerika. Pendidikan pascasarjana adalah dasar bagi pencapaian tujuan nasional dalam dua cara. Pertama, universitas/institut bertanggungjawab dalam menghasilkan guru (baca: dosen) dan peneliti masa depan, peneliti independen yang akan meletakkan dasar bagi paradigma dan produk hari esok, dan yang akan mendidik generasi dosen dan peneliti di masa yang akan datang. Kedua, pendidikan pascasarjana secara langsung memberikan kontribusi kepada tujuan nasional yang lebih luas dalam teknologi, ekonomi dan perkembangan kebudayaan. Graduate education in the United States has been enormously successful enterprises, serving the vital scientific, cultural and economic needs of the national and global community. Our graduate schools are epicenters of discovery, innovation, and application, leading to advancements that affect every one of us (Stewarts, 2006).

Apakah sumbangan yang telah diberikan pendidikan pascasarjana kita, selain dari menghasilkan orang-orang yang bergelar Magsiter dan Doktor? Kemampuan menyelenggarakan pendidikan pascasarjana dan menghasilkan Magister dan Doktor tidaklah otomatis mempunyai peranan dalam peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), budaya dan ekonomi suatu bangsa. Oleh karena itu pertanyaan perlu diajukan: apakah pendidikan pascasarjana kita (IPB) telah menghasilkan peneliti dan pendidik yang handal yang mampu membawa perubahan ke arah perbaikan pendidikan dan mutu penelitian? Apakah pendidikan pascasarjana kita telah memberikan kontribusi kepada peningkatan kesehjahteraan petani dan masyarakat umumnya, telah memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan nasional yang lebih luas dalam perkembangan Iptek, ekonomi dan perkembangan budaya pertanian maju di negara kita. Bagaimanakah persepsi masyarakat mengenai pendidikan dan lulusan Magister dan Doktor. Apakah hanya sekedar penghargaan atau kebanggaan dengan gelar tersebut?. Masalah-masalah ini memerlukan perhatian dan pemahaman yang lebih dalam. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus kita ajukan dan perlu diteliti untuk mendapatkan jawabannya, demi perbaikan pendidikan pascasarjana kita. Perkembangan dalam pendidikan Magister dan Doktor di luar negeri, terutama di Amerika Serikat secara singkat disajikan di bawah ini.
Pendidikan Magister
Pendidikan Magister (master education) adalah pendidikan formal di atas sarjana yang lamanya sangat bervariasi dari satu sampai tiga tahun yang memberikan gelar Master kepada lulusannya. Gelar Master berasal dari kata Magister (Bahasa Latin) yang berarti guru. Penamaan gelar yang kita (Indonesia) gunakan adalah aslinya dari Bahasa Latin (Magsiter). Dua macam gelar Magister yang pada awalnya dikenal yaitu Magister Artium (MA) yang dapat juga ditulis Artium Magister (A.M) untuk bidang humaniora, dan Magister Scientiae (M.S) yang juga dapat ditulis Scientiae Magister (S.M) untuk disiplin sains. Di negara-negara berbahasa Inggris digunakan istilah Master of Arts (M.A) dan Master of Science (M.S atau M.Sc).
Di Inggris pada beberapa universitas gelar Master diberikan pada lulusan sarjana (undergraduate). Master of Arts diberikan oleh Universitas Oxford, Cambridge dan Trinity College, tanpa ujian lebih lanjut, kepada lulusan Bacherlor of Arts. Demikian juga pada beberapa universitas di Scotland (St. Andrews, Glasgow, Aberdeen, Edinburgh) menganugerahkan gelar Master of Arts kepada mahasiswa undergraduate setelah empat tahun belajar dalam arts, humanities dan ilmu-ilmu sosial. Negeri Belanda menganggap lulusan dengan gelar Ingenieur (Ir) setara dengan Magister. Akan tetapi dengan sistem ijazah pendidikan Eropa yang telah diselaraskan (persetujuan Bologna, 1999), gelar Master diberikan setelah satu atau dua tahun menyelesaikan pendidikan pascasarjana (graduate) di atas pendidikan tiga atau empat tahun pendidikan sarjana (undergraduate).
Di negara-negara berbahasa Inggris pada umumnya digunakan gelar Master of Arts yang disingkat MA untuk ilmu-ilmu sosial, ekonomi dan humaniora dan Master of Science disingkat M.S atau M.Sc untuk disiplin sains. Di beberapa universitas digunakan Bahasa Latin seperti Artium Magister (A.M) untuk Master of Arts dan Scientiae Magister (S.M.) untuk Master of Science. Sebagai contoh yang menggunakan Bahasa Latin untuk gelar Magisternya adalah universitas Harvard, yang menggunakan singkatan A.M dan S.M masing-masing untuk gelar Master of Arts dan Master of Science, sedangkan MIT menggunakan singkatan S.M untuk gelar Master of Science.
Pendidikan Magister telah berkembang sangat luas, tidak saja sebagai pendidikan akademik (menghasilkan gelar M.A dan M.S/M.Sc) akan tetapi juga merupakan pendidikan profesional (menghasilkan professional masters) untuk memenuhi tuntutan kebutuhan berbagai profesi yang ada, baik dalam bidang humaniora maupun dalam bidang sains.
Pendidikan Magister bersifat akademik, di Amerika Serikat, mengarahkan mahasiswanya untuk mendalami penguasaan bidang tertentu dan kemampuan penelitian, dan pada umumnya untuk melanjutkan ke pendidikan Ph.D. Gelar Master of Arts (M.A.) diberikan untuk disiplin seni, ekonomi dan humaniora, sedangkan gelar Master of Science (M.S./M.Sc) diberikan untuk disiplin sains dan untuk bidang teknis seperti teknik dan pertanian. Selain dari keharusan memenuhi sejumlah perkuliahan, penelitian orisinil, metodologi penelitian dan penelitian lapangan ditekankan dalam penyelesaian pendidikan Magister akademik. Untuk menyelesaikan pendidikan Master diperlukan antara 30 sampai 60 SKS, dan untuk mahasiswa beban penuh dapat diselesaikan dalam waktu satu atau dua tahun akademik. Mahasiswa yang memenuhi kriteria tertentu dapat langsung memasuki pendidikan Ph.D., tanpa menyelesaikan penelitian Master dan penulisan tesis. Banyak lembaga pendidikan pascasarjana menawarkan pilihan dengan tesis atau tanpa tesis (non-thesis option). Gelar kedua versi tersebut dihargai sama, namun persyaratan akademiknya berbeda. Mahasiswa program non-tesis biasanya mengambil lebih banyak mata kuliah sebagai ganti penelitian dan penulisan tesis, dan untuk lulus gelar master di haruskan mengambil ujian komprehensif tertulis jika semua mata kuliah yang disyaratkan telah lulus. Mahasiswa pada program dengan tesis biasanya harus mengambil ujian lisan komprehensif yang mencakup bahan dari kuliah dan tesis. (Targonski, 2000). Jadi pada pendidikan pascasarjana untuk jenjang Master ada jalur penelitian (dengan perkuliahan), dan jalur perkulihan (tanpa penelitian).
Master profesional disediakan untuk mahasiswa yang berminat dalam karir profesional tertentu sperti bisnis, guru, pemerintahan dan sektor-sektor nir-laba (non-profit). Lulusan Master profesional diarahkan untuk bekerja dalam bidang profesi masing-masing bukan untuk bidang penelitian. Dalam iklim ekonomi global saat ini lulusan Magister memerlukan keterampilan yang menempatkan mereka di atas dan di luar kebanyakan lulusan, mendorong berbagai universitas di luar negeri menyelenggarakan Master profesional. Program pendidikan (mata ajaran, penelitian atau tugas akhir pendidikan) dirancang sesuai dengan tujuan profesional masing-masing mahasiswa. Kebanyakan pendidikan master profesional adalah program interdisiplin (broadbase). Untuk menyelesaikan pendidikan Master profesional diperlukan antara 36 48 sks, yang dapat diselesaikan dalam waktu satu sampai tiga tahun tergantung pada institusi dan bidang studi yang ditekuni. Tugas akhir mahasiswa Master profesional dapat berupa penelitian dan penulisan tesis, laporan penelitian, analisis bisnis suatu teknologi tertentu, atau suatu rencana bisnis. Lulusan Master profesional dapat atau tidak melanjutkan ke pendidikan Doktor tergantung pada bidang yang ditekuninya dan lembaga pendidikan yang ditujunya. Sebagai contoh pendidikan Master profesional dalam bidang Sains (fisika, kimia, biologi, matematika). Kurikulumnya terdiri atas lima komponen, yaitu inti sains (science core: fisika, matematika, kimia, biologi), komponen bisnis, topik dalam kewirausahawanan untuk ilmuan (entrepreneurship for scientists), magang dan tugas akhir (University of Arizona, College of Science, 2003). Program studi (kurikulum) setiap mahasiswa dirancang secara individual sesuai dengan tujuan profesional mahasiswa tersebut. Dalam inti sains mahasiswa mengambil mayor dari salah satu bidang tersebut dan mengambil mata kuliah minor misalnya dalam ilmu optik, teknik, farmasi, atau medical imaging, sesuai dengan keinginan mahasiswa. Dalam komponen bisnis mahasiswa mengambil kuliah dalam dasar-dasar bisnis untuk Saintis (dasar-dasar ekonomi, akuntansi, desain orgnisasi dan menajemen, etika bisnis), dan mata kuliah Manajemen Proyek (proses dan aplikasi manajemen proyek, terutama aplikasinya dalam bidang sain dan industri). Untuk komponen topik kewirausahawanan mahasiswa dapat mengikuti seminar dalam topik-topik yang berkaitan dengan entrepreneurship for scientists (kewiarausahawan untuk ilmuan) yang diselenggarakan bekerjasama dengan wakil kalangan industri sekali seminggu. Selanjutnya mahasiswa disyaratkan untuk magang pada industri yang diingininya. Pada akhir studi mahasiswa diwajibkan menyelesaikan tugas akhir berupa tesis Master berdasarkan penelitiannya atau laporan proyek berdasarkan pada hasil magangnya. Tugas akhir ini juga sangat fleksibel dan dapat berupa tesis formal, laporan penelitian, analisa bisnis suatu teknologi tertentu, atau suatu rencana bisnis. Tujuan tugas akhir adalah menyatukan sisi ilmiah dan sisi profesional pengalaman pendidikan mahasiswa untuk menghasilkan suatu tulisan yang berharga yang dapat bermanfaat ketika melamar pekerjaan atau dalam melaksanakan perkerjaan selanjutnya.
Pendidikan Master profesional telah berkembang pada semua bidang profesi, seperti pendidikan (M.Ed.), farmasi (M.Phar.), arsitektur (M.Arch.), bisnis (M.B.A.), kesehatan, administrasi (M.P.A.), dan sebagainya. Berbagai Master profesional yang berkaitan dengan pertanian dan lingkungan disediakan oleh berbagai universitas seperti antara lain Master of Professional Studies in Agriculture and Life Sciences (Cornell University), dan Master of Professional Studies dalam Agribusiness Management, Environmental Management dan Forest Industry Management (Lincoln University, New Zealan), dan Magister Manajemen Agribisnis (MMA) di IPB.
Pendidikan Doktor
Menurut Walters (1970), gelar Doktor (dari Bahasa Latin doceo, docere, mengajar) pertama yang diketahui, dianugerahkan oleh Universitas Bologna, Italia, pada pertengahan abad ke-12 (Universitas Bologna memperingati hari ulang tahunnya yang ke-910 dalam tahun 1998). Pada awalnya gelar Doktor dan Master memiliki makna yang sama, yaitu guru. Gelar Doktor pada mulanya adalah gelar yang diberikan oleh universitas kepada seorang terpelajar (learned individuals) yang telah mendapat pengakuan dari sejawatnya dan yang telah menunjukkan karir yang panjang dan produktif dalam bidang pilosofi. Gelar Doktor diberikan ketika seorang telah setengah umur, yang menunjukkan kehidupan yang didedikasikan pada pembelajaran, pengembangan dan penyebaran ilmu. Universitas-universitas di Eropa dalam abad pertengahan (tahun 500 sampai dengan 1500 M) umumnya menempatkan disiplin ilmu pengetahuan (sains), di luar teologi, medicine (kedokteran) dan hukum, di bawah naungan satu nama yaitu pilosofi (philosophy).
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 universitas di negara-negara berbahasa Inggris mengadopsi praktek universitas di Jerman yang menganugerahkan gelar Doktor kepada mahasiswa yang relatif muda yang telah menyelesaikan studi dan berhasil mempertahankan disertasi yang berisi hasil penelitian orisinil dalam bidang sain dan humaniora (humanities).
Di Amerika Serikat Doktor berdasarkan penelitian orisinil ini diberi gelar Doctor of Philosophy yang disingkat Ph.D (dari Bahasa Latin Philosophiæ Doctor), yang merupakan gelar akademik tertinggi. Gelar Ph.D. pertama dianugerahkan oleh Universitas Yale pada tahun 1861. Beberapa universitas di negara Anglophone tidak menggunakan singkatan Ph.D. melainkan D.Phil (Doctor Philosophiae). Pendidikan Doktor didesain untuk melatih seorang untuk menjadi peneliti mandiri. Gelar Doktor menyatakan bahwa seorang telah menunjukkan kapasitas sebagai cendekiawan peneliti yang terlatih dalam disiplin tertentu. Kebanyakan lulusannya menjadi dosen dan peneliti di lembaga-lembaga pendidikan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian. Pada jenjang pendidikan Doktor, gelar Ph.D. adalah gelar yang paling umum diberikan. Oleh karena pendidikan Ph.D. terpusat pada konsep kesujanaan yang mandiri (independent scholarship), maka program pendidikan Ph.D. memiliki struktur yang kurang kaku dibandingkan dengan pendidikan Doktor lainnya (CGS, 2005). Gelar Ph.D adalah gelar penelitian (research degree) dan berbeda dari gelar Doktor lainnya seperti Doctor of Education (Ed.D.), Doctor of Business Administration (D.B.A.), Doctor of Architecture (D.Arch.), Doctor of Engineering (D.Eng) (Walters, 1970; CGS, 1997; HEFCE, 1998) yang didesain sebagai pendidikan profesional atau yang fokusnya pada penelitian terapan berkaitan dengan praktek profesional bukan pada penelitian dasar yang memperluas pangkalan pengetahuan bidang terkait seperti pada progam Ph.D. Program pendidikan Doktor kita tidak secara khusus membedakan kedua bentuk tersebut.
Pada beberapa universitas atau program pendidikan, pendaftaran pertama seorang diterima untuk pendidikan Master. Jika dianggap mampu untuk pendidikan Ph.D. maka ia dapat langsung ke pendidikan Ph.D. atau menyelesaikan tesis Master dulu kemudian ke pendidikan Ph.D. Ada juga pendidikan yang menerima seorang calon dengan ijazah sarjana langsung pada pendidikan Ph.D. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pendidikan setelah lulus sarjana berkisar dari 4 sampai 6 tahun. Komposisi mata kuliah dalam pendidikan Ph.D. tidak seketat pendidikan Master, disusun bersama antara mahasiswa dengan promotor sesuai dengan kompetensi yang diminati mahasiswa. Persyaratan perkuliahan berbeda pada berbagai universitas bahkan antara bidang ilmu pada suatu universitas. Ada yang mensyaratkan sejumlah SKS mata kuliah dan ada yang tidak mensyaratkan jumlah SKS tertentu.
Perbedaan persyaratan kuliah ini di IPB (Indonesia?) menjadi salah kaprah dengan munculnya istilah pendidikan Doktor jalur perkuliahan dan pendidikan Doktor jalur penelitian (lihat KATALOG Sekolah Pascasarjana IPB, 2006 halaman 15 - 19). Kesalahan istilah ini menunjukkan ketidak cermatan berpikir atau ketidak mampuan (ketidak mauan) berpikir secara cermat. Logikanya adalah pembeda dua obyek adalah sifat yang tidak sama atau yang tidak terdapat pada kedua obyek tersebut, sedangkan sifat yang ada pada kedua obyek tidak boleh dijadikan pembeda. Pendidikan Doktor semuanya adalah pendidikan jalur penelitian (kecuali mungkin pada universitas yang memperjual-belikan gelar Doktor), akan tetapi yang satu mensyaratkan perkuliahan yang terstruktur (dengan jumlah sks yang telah ditentukan) sedangkan yang satunya lagi tidak mensyaratkan perkuliahan terstruktur (tidak ada ketentuan jumlah sks yang harus diambil oleh mahasiswa). Jadi pembedanya adalah adanya perkuliahan terstruktur atau tidak. Adalah sangat salah jika diberi label yang satu jalur penelitian dan yang lainnya jalur perkuliahan, oleh karena semuanya mensyaratkan penelitian (lihat bedanya dengan pendidikan Master dengan tesis dan non-tesis di bagian terdahulu) Kalau ingin menunjukkan perbedaan antara kedua sistem tersebut istilah yang tepat adalah “pendidikan Doktor dengan perkuliahan” dan “pendidikan Doktor tanpa perkuliahan”. Kalau ada pembeda lain (atau pembeda tertentu lainnya) yang ingin ditonjolkan maka pembeda itulah yang disebut. Kalau pada tingkat pengelola tidak mampu atau tidak mau berpikir secara cermat maka apa yang dapat diharapkan dari lulusan Doktor pendidikan tersebut? Artinya lulusan Doktornya pun tidak akan mampu perpikir secara cermat atau tidak mau berpikir secara cermat.
Pendidikan Ph.D. adalah proses pendidikan yang meliputi kegiatan mengikuti sejumlah mata kuliah atau laboratorium, penguasaan satu atau dua bahasa asing di luar bahasa ibu, seminar, ujian, studi independen, penelitian, dan dalam banyak hal kegiatan mengajar untuk membantu mahasiswa Ph.D. berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam jangka waktu yang wajar (CGS, 2005). Penulisan disertasi hasil penelitian mandiri dan ujian lisan mempertahankan disertasi merupakan akhir pendidikan Doktor.
Pada umumnya pada satu atau dua tahun pertama pendidikan merupakan masa percobaan (probationary period) yang digunakan oleh seorang mahasiswa untuk mendapat pengetahuan dan pemahaman mengenai bidang studi yang diambilnya dengan melakukan studi pustaka, mengikuti perkuliahan dan seminar, mempelajari teknik penelitian dan percobaan, dan pemecahan masalah. Setelah melalui masa percobaan dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh universitas atau pendidikan pendidikan, seorang mahasiswa diterima sebagai kandidat Doktor. Dengan penetapan sebagai kandidiat Doktor berarti dalam penilaian dosen-dosen pembimbing seorang mahasiswa telah memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang dan spesialisasi yang ditekuninya, paham mengenai cara menggunakan sumber-sumber akademik, memiliki potensi untuk melakukan penelitian orisinil secara mandiri, dan dianggap mampu menyelesaikkan pendidikan Doktor. Adapun syarat-syarat untuk dinyatakan sebagai kandidat Doktor adalah satu atau lebih syarat berikut: menyelesaikan perkuliahan yang ditetapkan dengan baik, menguasai satu atau dua bahasa asing, menguasai metode dan alat penelitian yang diperlukan, lulus ujian kualifikasi tertulis dan lisan, atau memiliki makalah penelitian sebagai bukti kemampuan penelitian.
Setelah menjadi kandidat Doktor seorang mahasiswa harus mengkonsentrasikan pemikiran dan kegiatannya dalam melaksanakan penelitian dan menulis disertasi dibawah bimbingan sejumlah dosen yang disebut promotor/co-promotor atau komisi pembimbing. Selama melakukan penelitian seorang kandidat harus dapat menunjukkan kemajuan yang nyata dalam penyelesaian penelitian kepada promotor atau komisi pembimbing. Ketidak mampuan menunjukkan kemajuan dalam periode yang ditentukan dapat berakibat pemutusan pendidikan pendidikan. Penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian pendidikan Doktor adalah penelitian yang telah disetujui oleh promotor atau komisi pembimbing. Telah dibuktikan dalam banyak pustaka tentang pendidikan pascasarjana bahwa faktor yang paling penting menentukan mutu penelitian pascasarjana adalah mutu dosen, hubungan antara dosen pembimbing dan mahasiswa, serta bagaimana mereka mendekati masalah-masalah penelitian dan masalah atau pertanyaan yang utama (focal) (Laske and Zuber-Skerritt, 1996).
Hasil penelitian yang telah diselesaikan oleh calon Doktor (promovendus) disajikan dalam bentuk tulisan yang disebut disertasi (di berbagai universitas disebut tesis) yang isinya (1) mengungkapkan kemampuan calon tersebut dalam menganalisis, menginterpretasikan dan mensintesis informasi terkait, (2) menunjukkan pengetahuan calon mengenai bahan pustaka yang digunakan untuk membangun konsep penelitiannya, (3) menjelaskan metodologi penelitian yang dilakukan, (4) menyajikan hasil penelitian dalam secara runut dan logis, dan (5) menunjukkan kemampuan calon dalam membahas secara menyeluruh dan koheren mengenai makna dari hasil penelitiannya. Tidak ada jaminan bahwa seorang mahasiswa akan mendapat gelar Ph.D. setelah menyelesaikan penelitian, oleh karena kualitas disertasi dan kontribusi nyata hasil penelitian terhadap ilmu pengetahuan merupakan pertimbangan penting bagi komisi pembimbing dalam memutuskan penganugerahan gelar Ph.D pada mahasiswa tersebut.
Sebagai bukti pengalaman dalam menyusun rencana, melaksanakan penelitian dan merumuskan hasilnya adalah suatu tulisan yang dinamai disertasi, dapat disajikan dalam tiga bentuk utama. Bentuk pertama atau bentuk tradisional, disertasi merupakan tulisan yang koheren terdiri atas pendahuluan yang berisi latar belakang; hipotesis dan tujuan serta kegunaan penelitian; tinjauan pustaka; metodologi dan prosedur penelitian; hasil dan pembahasan; kesimpulan dan saran; dan daftar pustaka. Bentuk kedua, disertasi merupakan kumpulan sejumlah hasil penelitian yang searah yang telah dipublikasikan oleh promovendus dalam jurnal ilmiah terkemuka, yang disatukan dalam satu naskah dan diberi kesimpulan umum. Bentuk ketiga publikasi dari jurnal ilmiah disisipkan ke dalam disertasi bentuk tradisional. Tidak ada peraturan yang mengharuskan bentuk standar yang harus dipakai, semuanya tergantung pada universitas, jurusan atau negara masing-masing. Disertasi dalam format pertama dapat dicetak berupa buku atau bagian-bagian hasil penelitian di dalamnya ditulis dalam format publikasi dan dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah. Sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi disertasi dan tesis dapat disiapkan sebagai disertasi dan tesis elektronik yang dapat disajikan dalam bentuk Portable Document Format (PDF) file atau dalam bentuk Hypertext Markup Language (HTML) (CGS, 2005).
Pendidikan Ph.D. di Amerika Serikat telah menjadi standar internasional terutama dalam menyiapkan mahasiswa melakukan penelitian secara mandiri untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan akan tetap dipertahankan demikian (COSEPUP, 1995). Keunggulan pendidikan Ph.D. terletak pada penekanan terhadap pengembangan kemampuan penelitian dasar yang mandiri. Perkembangan dalam tahun-tahun antara 1973 1991 menunjukkan semakin banyak lulusan Ph.D yang bekerja di luar bidang akademik dan penelitian dasar, seperti manajemen kegiatan non-R&D (research and development), konsultan, layanan profesional, statistik/analis data/pelaporan dsb (COSEPUP, 1995). Hasil studi COSSEPUP (1995) juga menunjukkan bahwa untuk menghadapi masa depan dengan perkembangan teknologi yang cepat dan kebutuhan leadership di dalam lingkungan non-akademik maka pendidikan Ph.D memerlukan perbaikan berupa: (a) pendidikan Ph.D. menambahkan penekanan pada versatility (versatilitas) yaitu kemampuan atau kecakapan lulusan untuk menangani berbagai lapangan dan keadaan yang berbeda, dan (b) menyediakan informasi yang luas bagi mahasiswa mengenai berbagai karier baik dalam lingkungan akademik maupun di luar lingkungan akademik. Kemampuan tersebut dapat tercapai jika pendidikan pascasarjana menyediakan program pendidikan berupa perkuliahan, seminar, kerjasama dengan pihak luar yang memungkinkan mahasiswa mendapat wawasan dan pengalaman yang luas baik untuk karier dalam bidang akademik atau karier dalam bidang non-akademik.
Salah satu contoh upaya untuk meningkatkan versatilitas lulusan pendidikan Ph.D adalah penyelenggaraan seminar oleh Princeton University mengenai karier dalam Kimia, yang mengundang wakil-wakil dari industri, pengusaha, dan wakil dari himpunan masyarakat profesional yang memberikan ceramah mengenai karier non-tradisional, seperti penulisan resume, job-interview skill, dan job-research techniques. Contoh lain adalah “Leaders for Manufacturing Program at the Massachusetts Institute of Technology (MIT)”. Program ini berupaya mengembangkan proses kolaborasi untuk mengidentifikasi masalah, penemuan dan penyebaran ilmu pengetahuan yang melibatkan School of Engineering dan Sloan School of Management. Program berupaya menumbuhkan keterampilan kepemimpinan (komunikasi, motivasi, decision-making, dan pengelolaan perubahan), praktek dan refleksi. Survei terhadap mitra industri yang terlibat dalam program memperkirakan dalam 5 tahun pertama mereka telah menghemat lebih dari 28 juta US$ dan telah memanfaatkan 40% tesis/disertasi untuk pekerjaan praktis dalam industri. Contoh lainnya lagi adalah program Drexel University yang setiap tahun menghasilkan sekitar 70-80 Ph.D dalam interdisciplinary biomedical pendidikan. Suatu aspek yang tidak biasa dalam program tersebut adalah bahwa mahasiswa melakukan pekerjaan cooperative dengan industri selama 18 bulan dari program pendidikan 5 tahun. Menurut pendapat Dr. Brown, provost universitas, ilmuan dan insinyur bergelar Ph.D. zaman ini memerlukan lebih banyak pengetahuan mengenai bisnis, pedagogi, pendekatan multidisiplin, dan policy environment.
Integritas Pendidik dan Institusi
Para dosen baik sebagai pengajar maupun sebagai anggota komisi pembimbing pendidikan pascasarjana memiliki sejumlah kewajiban kepada mahasiswa pascasarjana, kepada institusi, dan kepada integritas pendidikan pascasarjana. Para dosen pembimbing bertanggung jawab dalam menjaga nilai sentral kecendekiawanan/kesujanaan (central values of scholarship) seperti kebenaran, kejujuran, kebebasan untuk mencari tahu (freedom of inquiry), otonomi keilmuan, di dalam dirinya sendiri maupun di dalam diri mahasiswa. Menanamkan pemahaman dan kesadaran akan tanggung jawab dosen ini merupakan tugas institusi yang harus dilakukan secara terus menerus dan konsisten.
Integritas tercermin dalam kejujuran, transparansi dan kepedulian terhadap kepentingan stakeholders/tidak mementingkan kepentingan atau keuntungan sendiri, dalam penetapan dan pelaksanaan semua kegiatan dan tindakan yang berkaitan dengan fungsi dan tugas institusi. Mengenai integritas perlu kita simak komitmen terhadap integritas seperti dinyatakan di dalam Characteristics of Excellence in Higher Education (MSCHE, 2002): “Integrity is a central, indispensable and defining hallmark of effective higher education institutions”, dan di dalam Graduate Student Guides (Caughman and Cameron, 2004): “The university recognizes honesty and integrity as being necessary to the function of the institution”. MSCHE (2002) menggunakan integritas sebagai salah satu standar untuk mengakreditasi institusi pendidikan tinggi. Adakah pernyataan serupa itu di dalam pedoman pendidikan pascasarjana kita (saya tidak menemukannya di dalam Katalog Sekolah Pascasarjana IPB 2006), dan kalau ada apakah pernyataan tersebut dipatuhi dan dilaksanakan secara konsekuen? Penyelenggaraan pendidikan pascasarjana yang mentoleransi (secara sembunyi-sembunyi atau secara terang) adanya permainan uang atau kemudahan lainnya dalam menetapkan nilai atau kelulusan, atau mengubah/menetapkan nilai mahasiswa tanpa pengetahuan/persetujuan dosen yang berwewenang atau diskriminasi dalam keputusan terhadap mahasiswa tertentu, atau ketidak cermatan dalam pembimbingan, ketidak jujuran dalam semua kegiatan akademik termasuk pelanggaran etika, plagiat, pemalsuan data, penanganan hewan percobaan secara tidak benar, mengabaikan standar kesehatan dan keamanan, adalah cerminan rendahnya integritas penyelenggaraan pendidikan pascasarjana yang akan menghancurkan reputasi institusi pendidikan pascasarjana tersebut. Oleh karena itu institusi pendidikan pascasarjana perlu memiliki standar perilaku (standard of conduct) bagi para pendidik/dosen dan tenaga kependidikan (pegawai administrasi dll), prosedur operasional standar yang jelas, dan sistem kontrol serta evaluasi yang handal untuk menjaga integritas institusi pendidikan pascasarjana tersebut.
PENUTUP
Uraian di atas mencoba menggambarkan hakekat (esensi) pendidikan pascasarjana. Pendidikan pascasarjana merupakan epicenter penemuan, inovasi dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), perkembangan ekonomi dan budaya yang akan mengantarkan kepada kemajuan kehidupan bangsa dan negara. Pendidikan pascasarjana tidak hanya ditujukan untuk menghasilkan manusia bergelar Magister dan Doktor, akan tetapi harus mampu memberikan sumbangan nyata bagi perbaikan mutu hasil penelitian dan pendidikan, dan memberikan sumbangan nyata bagi pembangunan Iptek, ekonomi dan budaya bangsa.
Untuk ini pendidikan pascasarjana diarahkan kepada tujuan meningkatkan kemampuan lulusan dalam pengembangan Iptek guna memenuhi kebutuhan hidup dan tantangan yang dighadapi manusia yang terus berubah dan berkembang, kebutuhan bisnis dan industri serta dalam menghadapi era globalisasi. Rencana pembelajaran dirumuskan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dengan penekanan pada versatilitas lulusan agar mampu menangani berbagai lapangan pekerjaan dan lapangan yang berbeda dengan menyediakan informasi yang luas dalam kurikulum pendidikan.
Pendidikan pascasarjana tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi masyarakat dan bangsa, serta mampu bersaing di tingkat internasional jika dipasung dengan kurikulum berupa paket mata kuliah yang membatasi dengan ketat pemilihan materi pengetahuan yang diperlukan untuk memperluas wawasan dan kemampuan lulusan.
Integritas (kejujuran, transparansi, dan kepedulian terhadap kepentingan orang lain) pribadi para pendidik dan pelaksana administrasi pendidikan serta integritas institusi merupakan tonggak penyangga penyelenggaraan pendidikan pascasarjana yang bermutu.
Lunturnya integritas dosen dan pelaksana administrasi serta institusi pengelola akan merusak citra dan menurunkan mutu hasil pendidikan pascasarjana.
DAFTAR BACAAN
Bologna Europe on the Move. http://cc.msnscache.com/cache.aspx?q=598479251449〈=en-ID&mkt=en-ID&FOR. (diakses 26/02/2007).
Caughman, G.B. and P.L. Cameron. 2004. Graduate Student Guides. Policies and Procedures Doctor of Philosophy Degree. School of Graduate Studies, Medical College of Georgia. http://www.mcg.edu/GradStudies/phdguide/index/html. (diakses 25/03/2005).
COSEPUP (Committee on Science, Engineering, and Public Policy). 1995. Reshaping the Graduate Education of Scientists and Engineers. National Academy Press., Washington, D.C.
Council of Graduate Schools (CGS). 1996. Building an Inclusive Graduate Community: A Statement of Principle. San Francisco, CA., December 13, 1996.
Council of Graduate Schools (CGS). 1997. The Role and Nature of Doctoral Dissertation: A Policy Statement. Washington, D.C.
Council of Graduate School (CGS). 2005. The Doctor of Philosophy Degree. A Policy Statement., Washington, D.C.
Dertouzos, M.L., R.K. Lester, and R.M Solow. 1990. Made in America: Regaining the Productive Edge. Harper Collins Publ. New York.
Gullahorn, J.E., Beere, C., Chaloux, B., Koshel, R.D., Ibarra, R.A., Morrison, K., and Smith, R.V. 1998. Distance Graduate Education: Opportunities and Challenges for the 21st Century. Council of Graduate School, Washington, D.C.
HEFC (Higher Education Funding Council). 1998. Post Graduate Qualifications. http://www.niss.ac.uk/education/qaa/pub98/pg_qual/consult.htm#Purpose (diakses: 4 Mei 1999).
LaPidus, J.B. 1989. Graduate Education The Next Twenty Five Years. Paper presented at the 25th anniversary event. Faculty of Graduate Studies, University of Guelph, Ontario, Canada.
LaPidus, J.B. 1997. Doctoral Education: Preparing for the Future. The Council of Graduate School. Washington D.C.
Laske, S. and O. Zuber-Skerritt. 1992. Frameworks for Postgraduate Research and Supervision: An Overview. In Zuber-Skerritt, O. (ed.). 1992. Frameworks for Postgraduate Education. Southern Cross University Press, Lismore, NSW, Australia. p. 10 31.
MSCHE (Middle States Commission on Higher Education). 2002. Characteristics of Excellence in Higher Education. Eligibility Requirements and Standards for Accreditation. Philadelphia, USA
Stewart, D.W. 2006. Message from the President. Council of Graduate School, Washington, D.C.
Targonski, R. (ed). 2000. If you want to study in the United States. Book 2 Graduate and Professional Study and Research Education USA.
University of Arizona. 2007. The College of Science Professional Master’s Degree. http://www.psm.arizona.edu/content/features/index. (diakses 22/02/2007).
Walters, E. 1970. Degrees, Diplomas and Academic Costume. In: Knowles, A.S. (ed. in chief). 1970. Handbook of College and University Administration. McGraw-Hill Book Co. N.Y.

Tuesday, December 1, 2009

PERAN STRATEGIS PENELITIAN PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI INOVASI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Hasil-hasil penelitian yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi dan para profesional di bidangnya, perlu didiseminasikan dan diimplementasikan untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Terlebih lagi, keunggulan suatu perguruan tinggi sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu penelitian serta publikasi yang dilakukan oleh para staf pengajarnya. Sejalan dengan disahkannya Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (SP3K), jejaring kerja dan penyelenggaraan penyuluhan memiliki payung hukum yang kuat. Di tataran operasional, revitalisasi kelembagaan penyuluhan hingga di tingkat desa menjadi penting. Dalam hal ini, Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) memiliki peran strategis sebagai organisasi profesi keilmuan di bidang penyuluhan, komunikasi inovasi, dan pemberdayaan, untuk turut serta mengembangkan kelembagaan penyuluhan yang adaptif akan perubahan struktur masyarakat baik di sektor primer, sekunder, mau pun tersier. Simposium dan Kongres Nasional tersebut merupakan kerja sama antara Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesi (PAPPI) dengan Program Mayor Pascasarjana Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang dikoordinatori Dr. Ir. Siti Amanah, MSc (Pengarah Temu Ilmiah). Panitia Pelaksana diketuai oleh Ir. Puji Winarni, MA (Mahasiswa Program S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan), Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat - Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Simposium dan Kongres Perhimpunan Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) ini merupakan momentum yang tepat untuk mempertajam “state of the art” ilmu penyuluhan pembangunan. Melalui pemaparan hasil-hasil penelitian dalam simposium dapat dikembangkan dialog lintas paradigma, pendekatan, metode, teknik, dan ilmu penyuluhan pembangunan yang paling mutakhir. Begitu dikemukakan oleh Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Prof. Dr. Hardinsyah) dalam Pembukaan Temu Ilmiah tersebut mewakili Rektor IPB. Ditegaskan oleh Dekan, bahwa anggota PAPPI dari berbagai lembaga harus mampu bersinergi memberikan dukungan untuk penguatan PAPPI. Dukungan anggota PAPPI dari berbagai lembaga akan dapat mendinamiskan organisasi, dan menggalang kegiatan yang berkontribusi bagi pengembangan ilmu dan aspek praktis penyuluhan di berbagai bidang. Dekan FEMA berharap dalam kongres dibahas pula Struktur Kurikulum yang dapat menjawab persoalan kompetensi penyuluh, terkait beragamnya latar belakang penyuluh.
Lebih dari 125 peserta dari seluruh Indonesia menghadiri kegiatan tersebut. Kegiatan temu ilmiah tersebut menghadirkan dua pembicara kunci. Pembicara Kunci pada hari pertama adalah Dr. Aswan Sasongko (Direktur Jenderal Telematika Departemen Komunikasi dan Informasi) dan Dr. Mohammad Ja’far Hafsah (Wakil Ketua Komisi IV DPR RI) sebagai Pembicara Kunci pada hari kedua. Dr Aswan Sasongko menyoroti tentang pengelolaan informasi yang mumpuni oleh berbagai pihak. Saat ini, media sangat berperan mengembangkan opini masyarakat. Atas dasar itu, pengambil kebijakan dan para pihak terkait harus mampu mengelola informasi secara benar dan bertanggung jawab. Dr. Mohammad Ja’far Hafsah mengemukakan bahwa hingga saat ini petani di Indonesia belum memperoleh perhatian yang memadai terkait pemenuhan kebutuhan mereka akan informasi dan upaya-upaya pengembangan kapasitas. Hingga di level desa, semua media massa belum ada yang secara intensif berfokus pada pemenuhan kebutuhan petani akan informasi, pendidikan peertanian, inovasi, dan pemecahan masalah. Kelembagaan penyuluhan pun perlu diperkuat dan dikembangkan termasuk penyuluh, untuk turut membantu petani memberdayakan diri dan keluarganya.
Ada lebih dari 50 makalah yang terdaftar dalam Simposium Nasional ini. Dari sejumlah makalah tersebut disaring sekitar 30 makalah yang direview oleh editor jurnal dan mitra bebestari berkala ilmiah terakreditasi dan tidak terakreditasi. Beberapa kendala yang dihadapi peneliti ketika mempublikasikan hasil penelitiannya adalah lemahnya strategi dan teknik penyajian yang sesuai dengan visi dan misi berkala ilmiah yang ingin dimasuki, keterbatasan dana, dan kurangnya jaringan kerja sama dengan ilmuwan dalam dan luar negeri. Hasil simposium akan diproses lebih lanjut dalam bentuk perbaikan artikel agar dapat dimuat dalam jurnal ilmiah terakreditasi/tidak terakreditasi; dan memberikan masukan kepada para pihak tentang pentingnya pengembangan ilmu penyuluhan dalam perspektif yang lebih luas. Berdasarkan penilaian Reviewer Simposium, terpilih tiga penyaji terbaik yaitu, Mohammad Yasid dari Sekolah Tinggi Tazkiyah Bogor, U. Maman KH dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah, dan Muksin dari Politeknik Pertanian Jember.
Hari kedua temu ilmiah adalah Kongres Nasional PAPPI. Sambutan pada kongres disampaikan oleh Prof. Dr. HR. Margono Slamet, selaku pendiri PAPPI. Kongres dibuka oleh Wakil Dekan Fakultas Ekologi Manusia (Dr. Titik Sumarti) Dikatakan oleh Prof. Dr. HR Margono Slamet, bahwa PAPPI yang dirintis sejak tahun 1990-an memiliki anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. PAPPI perlu mengambil peran yang lebih aktif dalam mempromosikan pemaknaan penyuluhan secara tepat pada pengguna. Pada tataran praktis, konsepsi penyuluhan diterapkan antara lain oleh Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Dalam Negeri, dan Departemen Keuangan. Ada beberapa istilah yang memiliki pemaknaan mirip, seperti promosi kesehatan, pemberdayaan sosial, pendampingan, dan penyuluhan pajak. Posisi dan peran strategis PAPPI dalam menyuarakan prinsip-prinsip penyuluhan secara benar dan tepat. Wakil Dekan FEMA mengemukakan bahwa perhimpunan profesi keilmuan mengalami perkembangan yang pasang surut. Kendala yang dihadapi diantaranya adalah pendanaan dan jaringan kerja sama. Melalui kerja sama antar pihak dan komitmen pengurus dan anggota, ke depan, perhimpunan profesi akan dapat lebih mandiri dalam pengelolaan sumber-sumber dana. Perhimpunan profesi yang berkualitas akan memberikan sumbangsih yang besar pengembangan ilmu dan pemecahan masalah sosial.
Pertemuan pleno kongres PAPPI dipimpin secara kolektif oleh Ketua PAPPI (Dr. Rachmat Pambudy), Sekretaris Jenderal PAPPI (Prof. Dr. Sumardjo), Anggota PAPPI (Ir. Iqbal Bahua, MSi dan Ir. Puji Winarni, MA). Pleno dibuka oleh Ketua PAPPI, dilanjutkan dengan pemandangan umum oleh pendiri PAPPI dan partisipan kongres diantaranya oleh Prof. Ravik Karsidi (UNS), Prof. I Nyoman Supartha (UNUD), Dr. Prabowo Tjitropranoto MSc (PPN IPB), Ir. Syadar Baba, MSi (UNHAS), Ibrahim SP (PEMDA Provinsi Maluku), Dr. Ninuk Purnaningsih (IPB), Ir. Siti Sugiah M, MS (IPB), Ir. Sangaji, MSc (UNTAD), dan Dr. Siti Amanah (IPB). Prof. Dr. Margono Slamet selaku pendiri PAPPI mengemukakan bahwa kata "ahli" dalam PAPPI hendaknya tetap dipakai, untuk membedakan bahwa PAPPI adalah himpunan profesi. Implikasinya harus ada mekanisme rekrutmen anggota yang dapat menetapkan bahwa seseorang memiliki kapasitas sebagai Ahli Penyuluhan Pembangunan dan menjadi anggota PAPPI. Ditambahkan oleh Prof. Margono, bahwa PAPPI bukan organisasi massa.
Hasil pleno antara lain adalah terbentuknya formatur inti berjumlah sembilan orang representasi berbagai lembaga dan daerah, restrukturisasi kepengurusan PAPPI, dan program kerja. Formatur menyepakati pengurus inti, yaitu: Prof. Dr. Sumardjo sebagai Ketua Umum PAPPI, Dr. Siti Amanah sebagai Sekretaris Jenderal PAPPI, dan Ir. PujI Winarni, MA sebagai Bendahara. Pengurus baru memiliki tiga agenda yang perlu segera dituntaskan yaitu: (i) Menyusun pengurus lengkap; (ii) Menetapkan Komisi-komisi, dan (ii) Program Kerja.
Di penghujung Temu Ilmiah diberikan apresiasi kepada Dosen yang telah purna bakti PPN atas dedikasi dalam pengembangan ilmu penyuluhan. Hal serupa telah dilakukan pada 23 Februari 2008 kepada Prof. Dr. Pang S. Asngari. Rabu, 25 November 2009 merupakan kelahiran Prof. Dr. HR. Margono Slamet, dan Acara Kongres PAPPI dimeriahkan dengan ulang tahun ke-76 tahun usia beliau.
Simposium dan Kongres Nasional Perhimpunan Ahli Penyuluhan Pembangunan Indonesia (PAPPI) ditutup oleh Ketua PAPPI terdahulu. Dalam pidato penutupan, Dr. Rachmat Pambudy, memberikan apresiasi dan penghargaa kepada seluruh panitia atas penyelenggaraan Simposium dan Kongres Nasional tersebut. Ke depan, Dr. Rachmat Pambudy berharap, PAPPI menjadi perhimpunan profesi yang lebih maju dan berkembang tidak hanya bagi anggota PAPPI, tetapi juga untuk kehidupan masyarakat yang lebih luas. SImposium dan Kongres ditutup dengan doa oleh Dr. Puji Muljono (Wakil Koordinator Mayor PPN). Simposium dan Kongres Nasional PAPPI tersebut dipandu oleh Ir. Sangaji, MSc dan Teti MSi. Panitia menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak, khususnya kepada DIKTI DEPDIKNAS, Jajaran Pimpinan IPB, Ketua Dept. Sains KPM FEMA dan Jajaran Staf Dosen dan Staf Kependidikan PPN dan KPM FEMA IPB, pemakalah, editor jurnal, mitra bebestari, moderator, notulis, dan seluruh undangan dan partisipan. Selesainya SImposium dan Kongres Nasional merupakan awal bagi kiprag PAPPI ke dapan, mengembangkan mutu kehidupan manusia di berbagai bidang melalui praxis penyuluhan yang tepat (pendidikan non formal, pendekatan pembelajaran orang dewasa/partisipatif, komunikasi dialogis-konvergen, inovasi alternantif penyelesaian masalah).

Wednesday, November 25, 2009

MAKALAH-MAKALAH YANG DISAJIKAN PADA SIMPOSIUM PPN-PAPPI

Kelompok IA
1. Manajemen Program CSR Perusahaan Agroindustri di Provinsi
Lampung ( Sumaryo)

2. Analisis Gender terhadap Strategi Koping dan Dampaknya pada
Kesejahteraan Keluarga Subyektif serta Kebutuhan Penyuluhan
Keluarga (Herien Puspitawati dkk)

3. Pemberdayaan Petani Berbasis Informasi Pertanian (Mariati
Tamba)

4. Keberdayaan Masyarakat Nelayan Kota Bengkulu (Nour Farozi
Agus)

Reviewer Sesi 1A : Prof. (Ris). Dr. Djoko Susanto (Jurnal Penyuluhan), Prof. Dr. Aida V. Hubeis (Jurnal KMP), Ramli Toha, M.Si (Jurnal Depsos), Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si (Jurnal KMP),

Kelompok IIA
1. Kualifikasi Pemuda Tani Pedesaan di Jawa Timur (Muksin)

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kompetensi Wirausaha
Santri di Beberapa Pesantren di Jawa Barat dan Banten (U
Maman Kh)

3. Peran Program Ikhtiar dalam Mendorong Perilaku Menabung Ibu
rumah tangga Keluarga Miskin (Mukhamad yasid)

Reviewer sesi IIA :Prof. Dr. Ravik Karsidi (Mitra Bebestari), Dr. Ir. Pudji Muljono (Jurnal Penyuluhan), Dr. Unang Yunasaf (Mitra Bebestari)

Kelompok IIIA
1. Peranan Penyuluhan menggunakan Alat Bantu Leaflet Terhadap
Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita Gizi Buruk
(Salimar)

2. Aplikasi Metode PRA sebagai Dasar Pelaksanaan ”Farmer
Participatory Research pada Peternak Sapi Perah Skala Kecil
di Kabupaten Enrekang (Studi Kasus Identifikasi Potensi,
Permasalahan dan Kebutuhan Pakan) (Baba S., dkk)

3. Aspek Sosio-Budaya dalam Penyelenggaraan Program
Penyuluhan : Kasus pada Komunitas Petani di Lahan Marjinal
(Siti Amanah dkk.)
Reviewer: Dr. Ir. Dyah K. Pranadji, MS (Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen), Prof. Dr. I. Nyoman Supartha (Mitra Bebestari), Dr. Ir. Unang Yunasaf (Mitra Bebestari)

Kelompok IB
1. Model Pemberdayaan Masyarakat Melalui Jalur Pendidikan Non
Formal untuk Mewujudkan Usaha Mandiri bagi Orang Miskin
(Studi Empiris Kota Semarang) (Edy Mulyono dkk)

2. Peran Kerajinan Gula Aren Cetak terhadap Kontribusi
Pendapatan Keluarga Perajin dan Strategi Pemberdayaannya
(Aliudin)

3. Partisipasi Petani dalam Pembangunan Pedesaan di Kabupaten
Konawe (Rayuddin dan Tambaru Zau)
Reviewer: Dr. Adhi Wijaya (Jurnal Ekonomi Pembangunan LIPI), Dr. Ir. Arya H. Dharmawan, M.Sc Agr (Jurnal Sodality)


Kelompok IIB
1. Hubungan Karakteristik Pegawai Dinas Sosial di Kalimantan
Selatan dengan Kebutuhan Latihan dalam Penyuluhan Sosial
(Mokhamad O Royani)

2. Penguatan Kinerja Penyuluhan Pertanian Lapangan dalam
Mendukung Ketahanan Pangan (Indah Susilowati,
Sucihatiningsi DWP dan Efriyani Sumastuti)

3. Kinerja Petani Pemandu dalam Pengembangan PHT dan Dampaknya
pada Perilaku Petani di Jawa Barat (Lukman Effendy)
Reviewer: Prof. Dr. Sumardjo (Jurnal KMP), Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS (Mitra Bebestari), Dr. Pitojo Budiono (MItra Bebestari)

Kelompok IIIB
1. Perubahan Tingkat Keberdayaan Buruh Tani pada Usaha Tani
Padi Sawah di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten,
Propinsi Jawa Tengah (Eny Lestari dan Sugiharjo)

2. Pemberdayaan Wanita Tani di Pedesaan Melalui Inovasi
Pengolahan Kelapa (Yogi P Rahardjo, Syamsul Bakhir dan Caya
Khairani)

3. Development of Community Participation in agroforestry
activity at Gunung Walat Educational Forest (Soni Trison)
Reviewer: Dr. Sumaryanto (Jurnal Forum Agroekonomi), Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS. (Jurnal KMP)

Selain sesi penyajian makalah di atas, ada 22 makalah lagi yang direview oleh editor jurnal dan mitra bebestari. Jumlah makalah yang masuk ke panitia simposium lebih dari 50 makalah. Makalah-makalah yang dikirimkan dalam simposium tetap melalui proses review sebelum dipublikasikan dalam jurnal terkait. Penulis makalah berkewajiban memenuhi persyaratan jurnal ilmiah yang dituju dan memperbaiki makalah sesuai hasil review oleh editor dan mitra bebestari.

AMP

Tuesday, October 27, 2009

KONGRES DAN SIMPOSIUM PPN - PAPPI

SIMPOSIUM DAN KONGRES PERHIMPUNAN PENYULUHAN PEMBANGUNAN INDONESIA (PAPPI): PENELITIAN PENYULUHAN, KOMUNIKASI INOVASI, DAN PEMBERDAYAAN

Tema: Revitalisasi HIMPRO PAPPI menuju Modal Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing, untuk Kehidupan yang Lebih Baik, Sejahtera, dan Berkelanjutan

TOPIK YANG DIBAHAS :
i. Kebijakan dan Strategi Penyuluhan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat;
ii. Pendekatan, strategi, metode penelitian penyuluhan untuk mendorong perubahan perilaku;
iii. Kompetensi penyuluh dalam pengembangan jejaring kerja sama di bidang penelitian, publikasi, dan kebijakan publik;
iv. Penguatan kelembagaan profesi penyuluhan pembangunan dalam mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial;


Pengantar
Disahkannya Undang-Undang No 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, memberikan peluang pada peningkatan peran penyuluhan di berbagai bidang (pertanian, perikanan, kehutanan), tetapi tetap menyisakan permasalahan mendasar. Tidak hanya pada kelembagaan teknis tetapi juga di bidang penyiapan SDM penyuluh. Wujud nyata dari Undang-undang tersebut adalah berhasil disusunnya standardisasi penyuluh professional. Penyuluh tidak hanya mereka yang berasal dari kalangan lembaga pemerintah, tetapi swasta atau organisasi-organisasi nirlaba pun dapat menyandang profesi tersebut.

Hasil sarasehan dan seminar nasional yang diselenggarakan oleh Program Studi PPN IPB bekerjasama dengan Sydex Plus di tahun 2008 berhasil merekomendasikan standardisasi penyuluh profesional dalam dimensi pembangunan yang lebih luas. Hal tersebut didorong oleh komitmen untuk mensejahterakan petani dan juga penyuluh sebagai pihak terdepan dalam penyelenggaraan penyuluhan. Kesepakatan tersebut ditindaklanjuti dengan terbentuknya gugus tugas yang membahas lebih lanjut tentang rumusan kelembagaan penyuluhan, standardisasi kompetensi penyuluh professional. Perkembangan signifikan dari isu-isu global (isu HAM, global warming atau isu lingkungan, energy shortage dan pencarian renewable energy) mendorong munculnya berbagai organisasi non pemerintah (NGO) yang bergerak di aras akar rumput. Keberadaan mereka diyakini sangat menguntungkan bagi masyarakat dan menjadi alternatif rujukan masyarakat dalam menghadapi dan memecahkan persoalan yang ada. Peran-peran fasilitator, dinamisator, konsultan, motivator, yang selama ini diidentikkan dengan peran para penyuluh pembangunan, digunakan pula untuk turut serta dalam pengembangan kemandirian masyarakat. Tidak hanya berhenti disitu, globalisasi juga telah menyadarkan korporasi, bahwa masyarakatlah yang pada akhirnya akan menjadi sasaran utama kegiatan mereka. Pengembangan masyarakat muncul dimana-mana dengan korporasi sebagai penyandang dana dan penentu programnya. Ditinjau dari sisi peran aktif masyarakat dalam pembangunan yang semakin besar, kegiatan ini memberi dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat sekitar.

Tujuan
• Dibangunnya kesadaran kritis atas peran strategis penyuluhan, komunikasi inovasi, dan pembangunan dalam menghadapi tantangan masa depan
• Disebarluaskannya informasi, pemikiran dan pengalaman tentang perkembangan terkini ilmu penyuluhan pembangunan, komunikasi inasi dan pemberdayaan masyarakat, baik dari sisi teori maupun aplikasinya;
• Dihasilkannya disain rumusan revitalisasi dan penguatan HIMPRO PAPPI dan pengembangan kelembagaan penyuluhan di Indonesia

Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tgl : Selasa-Rabu, 24 -25 Nov 2009
Waktu : 09.00 – 17.00 Wib
Tempat : Hotel Permata, Jln. Padjajaran 35 Bogor

Peserta dan Sasaran Kegiatan
• Para pakar, pemerhati dan prakatisi di bidang penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat, baik yang berasal dari organisasi pemerintah (departemen, lembaga penelitian dan pengembangan),
• Civitas akademika Program Studi/Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN) Institut Pertanian Bogor, meliputi mahasiswa, dosen, tenaga penunjang, dan alumni serta perguruan tinggi lainnya.
• Para pegiat penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat di perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan umum,dalam dan luar negeri. Diperkirakan akan dihadiri oleh lebih dari 100 orang peserta.


TOPIK YANG DIBAHAS
i. Kebijakan dan Strategi Penyuluhan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
ii. Metoda, teknik dan strategi penelitian penyuluhan untuk mendorong perubahan perilaku;
iii. Kompetensi penyuluh dalam pengembangan jejaring kerja sama di bidang penelitian, publikasi, dan kebijakan publik
iv. Penguatan kelembagaan profesi penyuluhan pembangunan dalam mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial;

Bagi peneliti atau akademisi atau profesional yang hendak mengikutkan naskah hasil penelitiannya diseleksi untuk disajikan dalam simposum, diwajibkan mengirimkan abstrak dan naskah lengkap. Naskah lengkap harus sudah diterima panitia paling lambat pada tanggal 10 November 2009. Naskah yang dikirim kepada panitia harus disertai keterangan dari lembaga penulis bahwa naskah tersebut telah melalui proses penilaian internal lembaga. Sesudah tim juri mencermati kesesuaian naskah tulisan dengan maksud dan tujuan simposium, maka akan diinformasikan naskah yang terpilih untuk dipresentasikan pada simposium: 16 November 2009. Naskah yang disajikan dalam simposium dapat dimuat dalam berkala ilmiah apabila memenuhi kriteria dan persyaratan jurnal ilmiah yang relevan.

Panitia menerima naskah hasil penelitian penyuluhan untuk diseleksi dan disajikan dalam simposium. Naskah lengkap maksimum terdiri atas 5000 kata atau 15 halaman, fonta Times New Romans 12 (2 spasi). Sistematika naskah lengkap adalah sebagai berikut:
- Identitas naskah yang terdiri atas: Judul, Penulis dan institusi serta alamat kontak.
- Abstrak (maksimum 250 kata dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, dan 5 kata kunci)
- Pendahuluan (latar belakang, tujuan, masalah)
- Tinjauan Teoretis, studi sebelumnya, dan kerangka berpikir
- Metode Penelitian (pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sampling/responden, jenis dan sumber data, konsepsi dan operasionalisasi peubah (jika pendekatan kuantitatif, analisis data)
- Hasil dan Pembahasan (disesuaikan dengan tujuan dan temuan serta keterkaitannya dengan teori/konsep terdahulu)
- Kesimpulan dan Saran
- Daftar Pustaka

Biaya Registrasi (paling lambat sudah diterima Panitia pada 16 November 2009):
Rp 250.000 (Umum)
Rp 150.000 (Dosen dan Peneliti)
Rp 100.000 (Mahasiswa, dibuktikan dengan KTM)
Fasilitas:
Simposium Kit, Konsumsi, dan Sertifikat

Biaya Registrasi dikirim ke Rekening BNI IPB Dramaga Nomor 0180556094 atas nama HIMPRO PAPPI, berita pengiriman biaya tersebut dapat dikirim via email ke mayorppn@yahoo.com
cc: mayorpenyuluhan@gmail.com

Informasi lebih rinci:
PS/Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan - Sekretariat HIMPRO PAPPI
Dept. Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fak. Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Dramaga
Tel: +622518425252; Facs.+622518627793 (Desiar Ismoyowati)
Email:
PPN IPB <mayorpenyuluhan@gmail.com>

INFO BEASISWA BAGI DOSEN PERGURUAN TINGGI

Pendaftaran beasiswa S2/S3 Luar Negeri Ditjen Dikti gelombang IV alokasi tahun 2010




DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Jalan Jenderal Sudirman Pintu 1 Senayan Jakarta 10270


13 Oktober 2009

Nomor : 2510/D4.4/2009 ;
Lamp :
Hal : Pendaftaran beasiswa S2/S3 Luar Negeri
Ditjen Dikti gelombang IV alokasi tahun 2010


Kepada Yth. :
1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri/BHMN
2. Koordinator Perguruan Tinggi Swasta I-XII


Dalam upaya meningkatkan kualifikasi dosen di perguruan tinggi dan memperhatikan banyaknya peminat untuk studi ke perguruan tinggi luar negeri, dengan ini kami kembali membuka pendaftaran lamaran beasiswa S2/S3 gelombang IV untuk alokasi tahun 2010.

Untuk program beasiswa gelombang IV ini diperuntukkan bagi dosen Tetap PTN, dosen DPk dan dosen tetap yayasan (PTS) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan diutamakan untuk program S3 (PhD).

Khusus bagi mereka yang melamar ke perguruan tinggi di Amerika Serikat, untuk alokasi tahun 2010 sudah ditutup dan kami akan membuka kembali pendaftaran tersebut untuk alokasi 2011 melalui mekanisme Beasiswa Fulbright-Dikti. Adapun persyaratan dan jadwal pengajuan lamaran Beasiswa Fulbright-Dikti ini akan kami informasikan kemudian.

Bagi yang berminat untuk mendaftar beasiswa S2/S3 Luar Negeri Ditjen Dikti Gelombang IV untuk tahun 2010 ke perguruan tinggi di luar wilayah Amerika Serikat, diberi kesempatan untuk mengirimkan berkas lamarannya ke :

Direktorat Ketenagaan, Ditjen Pendidikan Tinggi
Gedung D Lantai 5
Jl. Jenderal Sudirman, Pintu 1 Senayan Jakarta

Berkas lamaran tersebut paling lambat kami terima tanggal 4 Desember 2009 pukul 15.00 WIB.

Adapun persyaratan-persyaratannya adalah sebagai berikut :
1. Surat Rektor dan/atau Kopertis
2. Form A Dikti;
3. Letter of Acceptance dari perguruan tinggi yang terakreditasi;
4. Foto copy ijazah S1 bagi pelamar jenjang S2 dan ijazah S2 bagi pelamar jenjang S3
5. Bukti kemampuan berbahasa Inggris (TOEFL/IELTS), Jerman, Perancis, Jepang atau bahasa lain, sesuai dengan negara tempat perguruan tinggi yang dituju (tidak lebih dari 2 tahun terakhir);
6. Surat rekomendasi (3 buah)
7. Melampirkan rencana riset

Demikian pemberitahuan kami, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih.


Direktur Ketenagaan


ttd

Muchlas Samani
NIP. 130516386

Tembusan :
1. Dirjen Dikti
2. Kasubdit Pengembangan Ketenagaan

Wednesday, September 16, 2009

Selamat Hari Raya Idul Fitri

Keluarga Besar Mayor Penyuluhan Pembangunan mengucapkan:

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
1 SYAWAL 1430 H
TAQOBALALLAHU MINNA WA MINKUM

Semoga semangat hari yang fitri menjadi semangat untuk belajar dan berkarya bersama Mayor PPN.



Posted by,
Agustina Purnomo

Thursday, September 10, 2009

Mahasiswa Penerima BPPS

Pengumuman Verifikasi Penerima BPPS

Pengumuman verivikasi penerima BPPS telah dilaksanakan. Verifikasi dan Penandatanganan Surat Pernyataan/Kontrak bagi Mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB Penerima BPPS Tahun Akademik 2009/2010 akan diselenggarakan pada:

Hari/Tanggal : Selasa / 8 September 2009
Waktu : 09.00-10.30 WIB (Program S2)
: 10.30-12.30 WIB (Program S3)
Tempat : Ruang LPPM Gd. Andi Hakim Nasoetion Lt. 3


Agar, tidak repot, pada saat penandatanganan kontrak mahasiswa harus membawa kelengkapan berkas, antara lain :

- Bukti diri sebagai dosen perguruan tinggi (SK Pengangkatan Terakhir dan Kartu Pegawai bagi dosen PTN; atau SK Yayasan dan NIK bagi dosen PTS)
- Ticket transport kedatangan dari daerah asal (plus boarding pass bagi yang menggunakan pesawat udara.

Mahasiswa PPN yang beruntung akan mendapatkan beasiswa BPPS adalah:
- Rio Tedi Prayitno, SP.
- Marsianus Falo, SP.
- Ir. Agus Purbathin Hadi, M.Si
- Zulvera, SP. M.Si
- Nelvariani, SP., M.Si
- Helda Ibrahim, M.Si
- Ir. Faizal M., M.Si
- Ayat Taufik Arevin, M.Si

Selamat ya...


Posted by
Agustina Purnomo

Tuesday, August 4, 2009

Rekening Pembayaran Biaya SPP dan Daftar Ulang


Dalam rangka akan dimulainya Kuliah Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010 pada tanggal 31 Agustus 2009, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh mahasiswa pascasarjana semester 3 dan seterusnya, yaitu:

Pelayanan pembayaran Biaya SPP dan Daftar Ulang Semester Ganjil 2009/2010 dan seterusnya dilakukan melalui rekening BANK MANDIRI Tbk.
Pembayaran dapat dilakukan melalui ATM, internet banking atau counter teller di Kantor Cabang BANK MANDIRI Tbk. seluruh Indonesia mulai tanggal 3 Agustus 2009.
Mahasiswa wajib menggunakan Bill Key sebagai Identification Number (ID) transaksi. Bill Key merupakan pengkodean atas Nomor Registrasi Pokok (NRP) mahasiswa, dimana kode huruf fakultas diganti dengan kode angka dua digit, sebagai berikut :
Bill Key merupakan pengkodean atas Nomor Registrasi Pokok (NRP) mahasiswa, dimana kode huruf fakultas diganti dengan kode angka dua digit, sebagai berikut:

Fakultas Pertanian : 01
Fakultas Kedokteran Hewan : 02
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan : 03
Fakultas Peternakan : 04
Fakultas Kehutanan : 05
Fakultas Teknologi Pertanian : 06
Fakultas Matematika dan IPA : 07
Fakultas Ekonomi dan Manajemen : 08
Fakultas Ekologi Manusia : 09
Multidisiplin : 10

Contoh:
NRP : A151070011
Bill Key : 01151070011 (tidak ada spasi)

Transaksi akan berhasil jika jumlah pembayaran tepat seperti biaya yang ditagihkan.
Demikian pengumuman ini disampaikan untuk diketahui dan dilaksanakan. Informasi lebih rinci diberitahukan dalam pengumuman selanjutnya. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.


Wakil Dekan,



Dr. Dedi Jusadi

Sunday, July 26, 2009

Kalender Akademik

Kalender Akademik
KALENDER PENDIDIKAN IPB TAHUN AKADEMIK 2009/2010

Program Sarjana
1 Penerimaan Mahasiswa Baru S1
- Registrasi Mahasiswa Baru Jalur USMI 29 Juni s/d 3 Juli 2009
- Matrikulasi 6 Juli s/d 12 Agustus 2009
- Registrasi Mahasiswa Baru Jalur SNMPTN, UTM, BUD, PIN 10-12 Agustus 2009
2 KRS A Online 5-8 Agustus 2009
3 Awal Kuliah Semester Ganjil 24 Agustus 2009
4 KRS B Online 31 Agustus s/d 3 September 2009
5 Pendaftaran Wisuda Tahap I 7-11 September 2009
6 Autodebet 11 September 2009
7 Libur Akademik Hari Raya Idul Fitri 17-30 September 2009
8 Wisuda Tahap I 13 dan 14 Oktober 2009
9 UTS Semester Ganjil 26 Oktober s/d 7 November 2009
10 Libur Nasional: Hari Raya Idul Adha 27 November 2009
11 Libur Nasional: Tahun Baru 1431 Hijriyah 18 Desember 2009
12 Libur Nasional: Hari Raya Natal 25 Desember 2009
13 Akhir Kuliah Semester Ganjil 26 Desember 2009
14 Libur Nasional: Tahun Baru 2010 1 Januari 2010
15 Kuliah Pengganti Hari Libur Nasional 4-6 Januari 2010
16 Ujicoba KRS Online 5-6 Januari 2010
17 Persiapan UAS Semester Ganjil 7-9 Januari 2010
18 UAS Semester Ganjil 11-23 Januari 2010
19 KKN/KKP Periode I Februari s/d April 2010
20 Pendaftaran wisuda Tahap II 1-5 Februari 2010
21 Batas Akhir Pemasukan Nilai 5 Februari 2010
22 Pengumuman Hasil Kemajuan Belajar Semester Ganjil 8 Februari 2010
23 KRS A Online 8-12 Februari 2010
24 Awal Kuliah Semester Genap 15 Februari 2010
25 Wisuda Tahap II 23 dan 24 Februari 2010
26 KRS B Online 22-26 Februari 2010
27 Autodebet 11 Maret 2010
28 UTS Semester Genap 5-17 April 2010
29 Akhir Kuliah Semester Genap 5 Juni 2010
30 Pendaftaran wisuda Tahap III 7-11 Juni 2010
31 Persiapan UAS Semester Genap 7-12 Juni 2010
32 UAS Semester Genap 14-26 Juni 2010
33 Wisuda Tahap III 29 dan 30 Juni 2010
34 Batas Akhir Pemasukan Nilai 9 Juli 2010
35 Pengumuman Hasil Kemajuan Belajar Semester Genap 14Juli 2010
36 KKN/KKP Periode II Juli s/d Agustus 2010
37 Kuliah Alih Tahun Juli s/d Agustus 2010
Program Pasca Sarjana
1 Panggilan Calon Mahasiswa Baru BPPS dan Non BPPS 10 - 14 Agustus 2009
2 Pengumpulan Formulir Rencana Studi Semester Ganjil 17-21 Agustus 2009
3 Kuliah Umum SPs 27-28 Agustus 2009
4 Masa Perkuliahan Semester Ganjil 31 Agustus 2009 - 8 Januari 2010
5 Masa Ujian Tengah Semester Ganjil 2-13 November 2009
6 Masa Ujian Akhir Semester Ganjil 11-22 Januari 2010
7 Batas Akhir Penyerahan Nilai Semester Ganjil 5 Februari 2010
8 Registrasi Ulang/Pengambilan FRS Sem. Genap 8-19 Februari 2010
9 Pengumpulan Formulir Rencana Studi Semester Genap 22-26 Februari 2010
10 Masa Perkuliahan Semester Genap 1 Maret - 25 Juni 2010
11 Masa Ujian Tengah Semester Genap 19-30 April 2010
12 Masa Ujian Akhir Semester Genap 24 Juni-2 Juli 2010
13 Batas Akhir Penyerahan Nilai Semester Genap 16 Juli 2010
14 Kuliah Umum Seminar 26-30 April 2010
Program DIPLOMA
1 Matrikulasi ke TA 2009/2010 21 Juli s/d 12 Agustus 2009
2 Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur USMI Juli 2009
3 Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Reguler Agustus 2009
4 Registrasi Ulang Agustus 2009
5 Pembayaran SPP SMT Ganjil (Autodebet 1) 5 Agustus 2009
6 Pembayaran SPP SMT Ganjil (Autodebet 2) 19 Agustus 2009
7 Pendaftaran Wisuda Diploma 19-23 Oktober 2009
8 Wisuda Program Diploma 17 dan 18 November 2009
9 Pembayaran SPP SMT Genap (Autodebet 1) 3 Februari 2010
10 Pembayaran SPP SMT Genap (Autodebet 2) 17 Februari 2010
11 Masa Perkuliahan Semester Ganjil 24 Agustus 2009
12 Masa Perkuliahan Semester Genap 22 Februari 2010
13 Masa Ujian Tengah Semester (UTS) Ganjil 2009/2010 2 s/d 14 Nopember 2009
14 Masa Akhir Semester (UAS) Ganjil 2009/2010 21 Januari s/d 4 Februari 2010
15 Masa Ujian Tengah Semester (UTS) Genap 2009/2010 15 s/d 29 April 2010
16 Masa Ujian Akhir Semester (UAS) Genap 2009/2010 24 Juni s/d 8 Juli 2010
17 Batas Akhir Pemasukan Nilai Semester Ganjil 2009/2010 11 Februari 2010
18 Batas Akhir Pemasukan Nilai Semester Genap 2009/2010 15 Juli 2010
19 Pengumuman Hasil Kemajuan Semester Ganjil 2009/2010 25 Februari 2010
20 Pengumuman Hasil Kemajuan Semester Genap 2009/2010 29 Juli 2010



*) Dapat berubah dengan pemberitahuan terlebih dahulu


Bogor, 1 Juni 2009

Wakil Rektor
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan


Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS
NIP. 131 473 999

Monday, June 29, 2009

Calon Mahasiswa S2 dan S3 PPN 2009/2010

Hasil seleksi akademik tahap I untuk penerimaan mahasiswa program pasca sarjana telah diumumkan. Berdasarkan pengumuman resmi Pasca, pada tahap I ini diterima 4 orang calom mahasiswa program Magister Sains (S2) dan 7 orang calon mahasiswa program doktor (S3)Mayor PPN.

Calon mahasiswa S2 Mayor PPN yang lulus seleksi akademis adalah:
1. Ibrahim Hamzah, SP. (Kantor Penyuluhan dan Ketahanan Pangan)
2. Rio tedi Prayitno, SP. (Universitas Lampung)
3. Mursianus Falo, SP. (Universitas Timor)
4. Muhammad Ridwan, SP. (PT. PRIDE Indonesia)

Calon mahasiswa S3 Mayor PPN yang lulus seleksi akademis adalah:
1. Helda Ibrahim, M.Si (Universitas Islam Makasar)
2. Agus Purbatin Hadi, M.Si (Fakultas Pertanian Universitas Mataram)
3. Nelvariani Hanafi, M.Si (Universitas Sumatera Utara)
4. Ayat Taufik Arevin, M.Si (Kopertis Wil. III Jakarta, Akpar Indonesia)
5. Syafruddin, M.Si (Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat)
6. Faizal M., M.Si (Universitas Nusa Bangsa)
7. Zulvera, M.Si (Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang)

Selamat dan sukses! Seleksi tahap 2 adalah terkait sumber pendanaan studi.

Salam,
Agustina Purnomo
PS. Pak Ayat terima kasih koreksinya.

Saturday, June 13, 2009

STUDIUM GENERALE

Studium Generale tentang Kependudukan dan Program KB oleh Kepala BKKBN Pusat (dr. Sugiri Syarief, MPA) akan diselenggarakan pada:
Jumat, 19 Juni 2009, pk 0830-11.30 WIB di Auditorium Thoyib Hadiwijaya FAPERTA IPB Dramaga. Penyelenggara FEMA IPB dan BKKBN. Gratis. Fasilitas: Sertifikat, Makalah, Snack. Registrasi: FEMA IPB telp 8629227 (Mahmudi Siwi, SP), PSW PSP3 LPPM IPB telp 8345724 (Ira).

Friday, May 29, 2009

Wisuda Program Sarjana, Magister dan Doktor

Wisuda dan penganugerahan Ijazah tahap III Tahun Akademik 2008/2009 Program Pendidikan Dokter (S3), Magister (S2) dan Sarjana (S1)akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Juni 2009 dan Rabu tanggal 17 Juni 2009 bertempat di Graha Widya Wisuda (Grawida) kampus IPB Darmaga.


Bagi calom Master dan Doktor selamat dan sukses.

Thursday, May 21, 2009

Tengah Semester

Diingatkan kepada Bapak dan Ibu Peserta Kuliah Metode Penelitian Perilaku (Penyuluhan) bahwa tugas tengah semester mata kuliah tersebut dikumpulkan pada Sabtu 23 Mei 09 (2 eksemplar). Berhubung seminar hasil studi lapang akan dilaksanakan pada 30 Mei 09 (atas permintaan peserta kuliah), maka 23 Mei 09 diisi oleh materi kuliah yang seharusnya diisi pada 30 Mei 09.

Bapak dan Ibu Peserta Program S3 Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan angkatan tahun 2007, sebentar lagi akan menempuh Ujian Kualifikasi, tepatnya 25 s.d. 29 Mei 2009. Bagaimana persiapannya?

Selamat Belajar,
Siti Amanah

Monday, May 18, 2009

Penyuluhan dan Pemberdayaan

Banyak pihak menganggap bahwa penyuluhan tak lebih dari pemberian sesuatu khususnya informasi kepada pihak lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Padahal penyuluhan bukan semata demikian, tapi lebih dari sekedar meningkatkan pemahaman. Penyuluhan tidak sama dengan diseminasi. Prasyarat utama penyuluhan adalah adanya kesadaran akan adanya suatu masalah dan adanya kemauan untuk berubah. Pendidikan non formal dan komunikasi yang dialogis merupakan komponen dasar dalam penyuluhan. Pengayaan substansi (content area) dalam penyuluhan diperlukan untuk meningkatkan keberdayaan partisipan penyuluhan. Dalam beberapa konteks sosial, partisipan penyuluhan disebut dengan warga belajar, klien, atau pemanfaat kelompok belajar. Dengan demikian ada ciri spesifik yang membedakan penyuluhan dengan penerangan, yaitu penyuluhan merupakan life long education, dibangun sebagai program pendidikan non formal, belajar disesuaikan dengan kebutuhan, kontinyu, dan capaian hasil belajar yang jelas dan dapat diamati hasilnya (terukur). Perubahan perilaku merupakan esensi penyuluhan, yang dapat diamati dari perubahan sikap pada tataran kognitif, psikomotorik, dan sikap mental. Pendekatan penyuluhan adalah pendekatan belajar orang dewasa (andragogi) dan partisipatif. Oleh karenanya, penyuluhan di bidang pertanian a.l. oleh Prof. Margono disebut sebagai suatu sistem pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani dan keluarganya agar petani dan keluarganya mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk meningkatkan kualitas hidup dan keluarganya. Bagaimana dengan pemberdayaan? apakah bersebrangan dengan penyuluhan? Pada prinsipnya, keduanya berjalan seiring dan sejalan, penyuluhan dan pemberdayaan memiliki kesamaan filosofi, proses, dan tujuan yaitu meningkatnya kemampuan "klien" dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Penyuluhan menggunakan pendekatan pendidikan, komunikasi dialogis, dan ada substansi materi sebagai bekal bagi klien. Dengan demikian, akses akan permodalan, kemampuan pengelolaan usaha, dan pengelolaan kehidupan lebih baik akan dimiliki oleh klien. Di satu sisi, pemberdayaan banyak diilhami oleh Weber tentang "power sharing." Artinya, pemberdayaan memiliki pendekatan ke arah perubahan struktur kekuasaan, penguatan akses, dan kewenangan. Di tingkat realita, orang lebih memilih istilah pemberdayaan daripada penyuluhan, hanya karena praktik-praktik penyuluhan yang banyak menyimpang dari falsafah yang seharusnya dianut, yakni membebaskan klien dari ketertinggalan dan keterbelakangan. Pun para pengguna istilah pemberdayaan tak sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan, masih menerapkan lapisan terluar dari konsepsi pemberdayaan. Jika para pihak yang berkepentingan mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi penyuluhan dengan baik dan benar, maka apa pun istilah yang digunakan untuk menunjukkan upaya pengembangan masyarakat - menjadi tak penting, karena yang paling pokok adalah sejauh mana klien dapat merasakan manfaat dari program-program penyuluhan atau pemberdayaan.
Sampai jumpa,
Siti Amanah

Wednesday, May 6, 2009

Mahasiswa Prioritas Pertama Penerima Hibah

Sekolah Pascasarjana IPB mengumumkan mahasiswa S3 yang termasuk kategori prioritas pertama penerima hibah desertasi tahun 2009. Dari tujuh mahasiswa S3 FEMA, tiga diantaranya berasal dari PPN. Mahasiswa tersebut adalah:

1. Ir. Anna Fatchiya,M.Si (I362060031)
2. Nour Farozi Agus,SE,M.Si (P061050041)
3. Mukhamad Yasid,M.Si (P061050131)

Selamat untuk Ibu dan Bapak, semoga hibah ini dapat mendukung penyusunan desertasi yang berkualitas.

Salam,
Agustina Purnomo

Wednesday, April 8, 2009

Perkembangan KBM Smt Genap 2008/09

Saat ini kita sudah menapaki minggu ke -6 perkuliahan. Tentunya, tak lama lagi masa tengah semester tiba. Selain kita harus senantiasa menjaga hidup sehat (lahir dan batin), maka perlu mengatur jadwal dengan ketat terutama untuk menghindari dead line tugas yang menumpuk. Untuk itu, bagi mahasiswa Program Magister dan Doktoral Tahun masuk 2008, sudah perlu mempersiapkan rencana penelitian tesis dan disertasi yang lebih "jelas dan terfokus" agar dapat lulus tepat waktu dan bermutu.
Bagi Mahasiswa S3 angkatan tahun 2007, perlu diingat, bahwa bulan Mei (paling lambat awal Juni), Bapak dan Ibu akan menempuh ujian kualifikasi. Persiapan sudah final bukan? Sistem ujian mengikuti SOP Pascasarjana IPB, yakni untuk tertulis akan diuji oleh Komisi Pembimbing; sedangkan untuk ujian lisan, yang diujikan adalah draft rencana penelitian disertasi. Ujian lisan, akan mengundang 2 orang penguji dari luar komisi. Jadi, syarat-syarat administrasi boleh dicek kembali, dan yang lebih penting lagi adalah kesiapan baik dari bekal teoritis, praktis, metodologis, dan draft proposal penelitian yang sudah lebih baik.

Salam dan sukses,

Siti Amanah

Info Pelatihan

Informasi:
Program Studi Wanita, Gender dan Pembangunan, Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Institut Pertanian Bogor mengadakan Pelatihan ttg Metododologi Studi Gender pada:
Hari/Tgl : Kamis 23 April 2009
Pukul : Pk. 08.00-16.00
Tempat : Ruang PSP3 LPPM IPB, Kampus IPB Br Siang
Investasi : Rp 200.000,- (Mahasiswa), Rp 250.000,- (umum)
Fasilitas : Training kit, makan siang, snack, sertifikat
Pendaftaran : paling lambat 22 April 2009 dengan melampirkan bukti pembayaran (fax : 0251-8344113) atau pembayaran langsung ke PSW PSP3 LPPM IPB pada hari kerja di Kampus IPB Baranang siang

Contact Person :
Ira (081316350175) Telp. 0251-8356420

No Rekening :
Bank BNI Cabang Bogor No 3906771 Atas Nama : Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan LPPM IPB

Sandwich

Bapak dan Ibu Mhs S3 PPN, berikut saya teruskan info dari SPs IPB tentang Program Sandwich, bagi peminat harap segera memenuhi persyaratan di seperti dikemukakan dalam Pengumuman ini:

PROGRAM SANDWICH 2009 TELAH DIBUKA
Written by Administrator
Selasa, 07 April 2009
PENGUMUMAN
No.: /13.10/KM/2009


Menindaklaniuti surat Direktur Ketenagaan DITJEN DIKTI no.551/D4.4/2008 Tanggal 02 Maret 2009 perihal Pendaftaran Beasiswa Sandwich ke Luar Negeri Tahun 2009, dengan ini diinformasikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pendaftaran Program Sandwich di SPs-IPB paling larnbat tanggal 30 April 2009.
2. Persvaratan pendaftaran vane harus dipenuhi adalah :

* Letter of Accceptance (LOA) dari Universitas yang dituiu
* Mengisi Form A Luar Negeri Ditjen Pendidikan Tinggi (tersedia di Lantai 5. Gedung Andi Hakim Nasoetion, Ruang Promosi, Kerjasama dan Hubungan Alumni)
* Surat Rekomendasi dari Ketua Komisi Pembimbing
* MOU antara SPs-IPB dan PT/Lembaga di Luar Negeri
* Memiliki TOEFL INSTITUTIONAL dengan nilai minimal 500
* Transkrip S3
* Bukti korespondensi dengan calon pembimbing di Luar Negeri (jika ada)
* Surat keterangan aktif sebagai mahasiswa
* Surat keterangan sebagai dosen (SK Pangkat terakhir/KARPEG untuk dosen PTN)
* SK dari Kopertis tentang status penugasan sebagai dosen Dada PTS tertentu (PTS/Kopertis)
* SK Yavasan sebagai dosen tetap Dada PTS (dosen swasta)
* Surat keterangan tentang bench fee don consumable dari PT yang dituju.
* Rencana/program keria yang akan dilakukan selama berada di PT Luar Negeri dan telah disetuiui Ketua Komisi Pembimbing (ikuti outline terlampir)


Demikian informasi tentang Sandwich untuk mendapat perhatian.

BOGOR, 01 APRIL 2008
A n Dekan
Sekr. Bidang Pengembangan dan Keriasama.




PROF.DR.IR. MULADNO, MSA
NIP. 131 624 190

Tembusan :
1. Dekan SPs-IPB (sebagai laporan)

Up loaded by: Siti Amanah

Thursday, March 12, 2009

Berita terbaru

Alhamdulillah Prof. Margono sudah boleh dirawat di rumah, sehingga sekarang sudah berkumpul dengan keluarga Beliau di Bogor. Sebagai informasi, calon peserta sandwich mohon segera melengkapi syarat-syarat yang diperlukan danmemprosesnya sesuai prosedur yang berlaku.

Tuesday, March 10, 2009

Info tentang Prof. Margono

Sejak Senin 9 Maret 2009, Prof. Dr. Margono Slamet dirawat di RS Harapan Kita - Jakarta (bagian jantung). Selain Prof. Dr. Margono, Prof. Dr. Sajogyo beberapa waktu lalu juga dirawat di RS Harapan Kita, dan saat ini, Prof Sajogyo sudah dirawat di rumah oleh keluarga beliau. Harapan kita semua, semoga para Senior pulih kembali. Amin.

Monday, March 9, 2009

Awal Kuliah Semester Genap 2008-2009

Bapak dan Ibu Mahasiswa PPN SPs (Dept. Sains KPM FEMA) IPB, kuliah sudah mulai lebih kurang 2 mingguan. Mohon dapat segera memproses SK pembimbingan tesis atau disertasi Bapak dan Ibu. Untuk saat ini, sembari kuliah, Bapak dan Ibu dapat mempertajam masalah yang akan diteliti atau dicoba mencarikan solusi atas fokus masalah yang dipilih. Perbanyak membaca hasil riset terdahulu terutama yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah baik nasional mau pun internasional (lebih baik lagi jika jurnal tsb telah diakreditasi).

Bagi mahasiswa Program Doktoral angkatan 2007/2008, silakan bersiap untuk menyongsong ujian kualifikasi yang akan ditempuh dalam waktu dekat (sekitar Mei - Juni). Tentunya surat terkait ujian kualifikasi sudah diambil di sekretariat PPN bukan?

Bagi mahasiswa angkatan 2006/2007, yang sedang meneliti, menyusun tesis/disertasi, tentunya sedang aktif berkonsultasi dengan pembimbing, dan menyusun tulisan "yang bermakna". Lulus tepat waktu dan karya yang berkualitas, tentu itu yang sama-sama kita harapkan.

Untuk mahasiswa yang sudah lama, angkatan 2005/2006 dan sebelumnya, mohon dapat berfokus pada penuntasan hasil studi, untuk meringankan beban negara, karena biaya kuliah/studi masih disubsidi pemerintah. Artinya, berupaya sekuat tenaga menyelesaikan tugas akhir dengan tetap mengutamakan proses yang sesuai tahapan/prosedur kerja.

Terima kasih atas perhatian dan niat Bapak dan Ibu untuk mewujudkan pendidikan pascasarjana yang berkualitas. Selamat belajar dan berkarya, semoga sukses.

Salam,
Siti Amanah

Tuesday, February 3, 2009

Pasca Sandwich dan Ujian Kualifikasi

Salam Sejahtera,
Kepada Bapak/Ibu Mahasiswa PS PPN peserta progam Sandwich yang sudah selesai programnya harap mengirimkan 1 eksemplar laporan kegiatan Sandwich-nya kepada Sekretariat PS PPN paling lambat Rabu 25 Feb 09.
Kepada Bapak/Ibu mahasiswa Program Doktor Angkatan 2007/2008 harap mengambil Surat terkait Ujian Kualifikasi.
Kepada Bapak/ibu mahasiswa S2 dan S3 Mayor PPN Angkatan 2008/2009 dimohon agar naskah/file draft usul penelitian segera dapat dikirimkan ke Sekretariat Mayor PPN atau via email: mayorppn@yahoo.com dan mayorpenyuluhan@gmail.com
Atas perhatian, komitmen, dan kerja sama yang baik, disampaikan terima kasih.

Koord Mayor PPN
Siti Amanah

Saturday, January 10, 2009

Info Bagi Mahasiswa PPN

Berdasarkan kalender akademik di Institut Pertanian Bogor, kurun waktu tanggal 12 sd 16 Januari 2009 merupakan minggu terakhir perkuliahan. Bagi mahasiswa Program Mayor PPN (Tahun masuk 2008/2009) diharapkan sudah memiliki gambaran yang lebih jelas akan fokus studi dan rencana penelitiannya. Umumnya pada awal masuk, mahasiswa sudah memiliki draft rencana penelitian, namun draft itu dapat berubah sesuai perkembangan terkini atau minat mahasiswa. Untuk itu mahasiswa PPN Angkatan 2008 diminta mengirim kembali summary rencana risetnya melalui email berikut:
mayorpenyuluhan@gmail.com dan mayorppn@yahoo.com

Draft rencana penelitian dibuat maksimum 3 (tiga) halaman,huruf fonta romans 12, spasi 1,5 dengan format sebagai berikut: pendahuluan (latar belakang, masalah, dan tujuan); kerangka berfikir (landasan teoritis dan hipotesis jika ada); dan metode penelitian.

Bagi mahasiswa PPN Angkatan 2007, bersiap menempuh ujian kualifikasi, yang setiap tahunnya dilaksanakan 2 kali, yaitu antara Mei-Juni dan November-Desember.

Bagi mahasiswa PPN (S3 - 2006) yang tengah menempuh Program Sandwich di Malaysia dan Australia, mohon mengirimkan laporan kegiatannya ke Pembimbing dan Koordinator Mayor

Bagi mahasiswa PPN yang tengah meneliti, menulis tesis atau disertasi, mempersiapkan sidang komisi, seminar, dan ujian, tetaplah mengutamakan mutu. Penguasaan substansi, penerapan metode ilmiah secara konsisten, kemampuan mengkomunikasian temuan, kritis terhadap anomali yang berkembang, dan berkomitmen terhadap upaya transformasi perilaku manusia ke arah yang lebih baik pada berbagai hirarki dalam sistem sosial merupakan kunci utama bagi agen perubahan.

Demikian untuk diperhatikan.

Siti Amanah