This blog is designed to be a medium for extension development staffs, students, and related community. Academicians, researchers, extension workers, students, professionals, and NGO-activitsts are encouraged to communicate and share information, experience, and ideas in the context of learning, human development, managing planned change, and situation improvement in various human activity systems. Make a better and sustain life for all!

Monday, May 18, 2009

Penyuluhan dan Pemberdayaan

Banyak pihak menganggap bahwa penyuluhan tak lebih dari pemberian sesuatu khususnya informasi kepada pihak lain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Padahal penyuluhan bukan semata demikian, tapi lebih dari sekedar meningkatkan pemahaman. Penyuluhan tidak sama dengan diseminasi. Prasyarat utama penyuluhan adalah adanya kesadaran akan adanya suatu masalah dan adanya kemauan untuk berubah. Pendidikan non formal dan komunikasi yang dialogis merupakan komponen dasar dalam penyuluhan. Pengayaan substansi (content area) dalam penyuluhan diperlukan untuk meningkatkan keberdayaan partisipan penyuluhan. Dalam beberapa konteks sosial, partisipan penyuluhan disebut dengan warga belajar, klien, atau pemanfaat kelompok belajar. Dengan demikian ada ciri spesifik yang membedakan penyuluhan dengan penerangan, yaitu penyuluhan merupakan life long education, dibangun sebagai program pendidikan non formal, belajar disesuaikan dengan kebutuhan, kontinyu, dan capaian hasil belajar yang jelas dan dapat diamati hasilnya (terukur). Perubahan perilaku merupakan esensi penyuluhan, yang dapat diamati dari perubahan sikap pada tataran kognitif, psikomotorik, dan sikap mental. Pendekatan penyuluhan adalah pendekatan belajar orang dewasa (andragogi) dan partisipatif. Oleh karenanya, penyuluhan di bidang pertanian a.l. oleh Prof. Margono disebut sebagai suatu sistem pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani dan keluarganya agar petani dan keluarganya mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk meningkatkan kualitas hidup dan keluarganya. Bagaimana dengan pemberdayaan? apakah bersebrangan dengan penyuluhan? Pada prinsipnya, keduanya berjalan seiring dan sejalan, penyuluhan dan pemberdayaan memiliki kesamaan filosofi, proses, dan tujuan yaitu meningkatnya kemampuan "klien" dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Penyuluhan menggunakan pendekatan pendidikan, komunikasi dialogis, dan ada substansi materi sebagai bekal bagi klien. Dengan demikian, akses akan permodalan, kemampuan pengelolaan usaha, dan pengelolaan kehidupan lebih baik akan dimiliki oleh klien. Di satu sisi, pemberdayaan banyak diilhami oleh Weber tentang "power sharing." Artinya, pemberdayaan memiliki pendekatan ke arah perubahan struktur kekuasaan, penguatan akses, dan kewenangan. Di tingkat realita, orang lebih memilih istilah pemberdayaan daripada penyuluhan, hanya karena praktik-praktik penyuluhan yang banyak menyimpang dari falsafah yang seharusnya dianut, yakni membebaskan klien dari ketertinggalan dan keterbelakangan. Pun para pengguna istilah pemberdayaan tak sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan, masih menerapkan lapisan terluar dari konsepsi pemberdayaan. Jika para pihak yang berkepentingan mampu menjalankan tugas pokok dan fungsi penyuluhan dengan baik dan benar, maka apa pun istilah yang digunakan untuk menunjukkan upaya pengembangan masyarakat - menjadi tak penting, karena yang paling pokok adalah sejauh mana klien dapat merasakan manfaat dari program-program penyuluhan atau pemberdayaan.
Sampai jumpa,
Siti Amanah

0 comments: